Pemilu Presiden Iran

Ahmadinejad-Mousavi Saling Klaim Menang

VIVAnews - Pemilu Iran telah dilangsungkan Jumat 12 Juni 2009.  Dalam pemilihan umum presiden kali ini, presiden Mahmoud Ahmadinejad yang kembali mencalonkan diri, bersaing ketat dengan mantan perdana menteri Mir Hossein Mousavi.

Kubu Ahmadinejad, Sabtu 13 Juni 2009, mengklaim menang dengan mengantongi lebih dari 61 persen suara. Sebaliknya, kandidat dari kubu reformis Iran, Mousavi juga mengklaim menang. Kubu Mousavi juga memperingatkan adanya indikasi kecurangan dalam pelaksanaan pemilu.

Perselisihan mengenai hasil perhitungan suara sudah terjadi saat pemungutan suara ditutup pada Jumat malam.

Mousavi lalu mengadakan konferensi pers, mendeklarasikan diri sebagai 'pemenang sesungguhnya' dalam pemilu Iran. Sayangnya, apa yang disampaikannya tak disokong data-data akurat. Sebab, selama pemungutan suara dilakukan laman-laman pendukung Mousavi, bahkan layanan pesan singkat diblokir.

Kepada pers, Mousavi juga menyatakan kesiapan dirinya menggugat hasil pemilu Iran, jika merugikan kubunya.

Tak lama setelah Mousavi berpidato, koran pemerintah Iran, Islamic Republic News Agency, mengumumkan bahwa Ahmadinejad keluar sebagai pemenang pemilu. Menurut pejabat Kementerian Dalam Negeri, Kamran Daneshjo, dari 20 juta pemilih, Ahmadinejad mengantongi 66,1 persen suara, sementara Mousavi memperoleh 31,6 persen.

Namun tak dilaporkan secara rinci, di daerah mana saja Ahmadinejad maupun Mousavi unggul. Berdasarkan rilis Kementerian Dalam Negeri, 75 persen dari 46,2 juta warga Iran yang memiliki hak pilih, berpartisipasi dalam pemilu.

Pemilihan presiden Iran ini bertepatan dengan kebijakan baru AS mengenai Iran. Kebijakan tersebut tidak dapat dilaksanakan sebelum hasil akhir pemilihan keluar.

Ahmadinejad mendapat dukungan dari kaum miskin kota dan daerah pedesaan. Sementara Mousavi disokong warga kelas menengah dan kalangan dengan pendidikan layak. Sebelumnya, Mousavi diperkirakan akan menang besar di daerah asalnya, Azeri.

Pemerintahan Iran berjalan dengan sistem Velayat-e Faqih, atau pemerintahan oleh Imam Agung, yang saat ini dijabat Ayatollah Ali Khamenei. Sistem ini mulai diperkenalkan setelah revolusi Iran, 1979 silam.

Namun hukum di Iran juga mengagungkan rakyat sebagai sumber kekuasaan. Negara Islam ini menggelar pemilihan presiden dan parlemen setiap empat tahun.

Semua kandidat presiden harus melewati pengujian Dewan Pengawas yang dikuasai kubu konservatif. Dewan ini juga memiliki hak veto atas hukum yang tidak sesuai dengan prinsip revolusi.

Gandeng Animator Indonesia, 3 Hal Harus Diketahui dari Film Kingdom of the Planet of the Apes
Pemain Persija merayakan gol

Turnamen Internasional: Persija dan PSIS Hadapi 2 Klub Liga Malayisa di JIS

Dua klub Liga 1 Persija Jakarta dan PSIS Semarang bakal berhadapan dengan dua klub Liga Malaysia, Selangir FC dan Sabah FA dalam Turnamen bertajuk RCTI Premium Sports.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024