Tambah Modal, BNI Bakal Kurangi Dividen

VIVAnews - Bank Negara Indonesia akan mengurangi dividen menjadi di bawah 50 persen. Upaya ini merupakan alternatif untuk menambah modal bank pada 2009.

Sebab upaya lain seperti penerbitan sub debt atau right issue untuk menambah modal dianggap tidak memungkinkan. Dalam situasi krisis menerbitkan bond atau right issue, harga yang dibayar terlalu mahal dan perhitungan bank tidak masuk.

"Dengan situasi sekarang, harganya (right issue) tidak kondusif. Pada diskon semua. Bank luar negeri diskon antara 40-50 persen. Itu tidak akan memungkinkan," kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 25 Maret 2009.

Karenanya manajemen kini tengah mencari alternatif lain. Ada dua cara yaitu pertumbuhan ditahan atau pertumbuhan jalan terus, namun dividen akan diturunkan. "Selama ini kan 50 persen, sekarang lagi dihitung. Kita harus memperhatikan efek bagi perusahaan dan reaksi dari investor, yang pasti di bawah 50 persen," katanya.

Sewaktu secondary offering, katanya, perusahaan menjanjikan dividen minimal 30 persen. Tapi itu berlaku untuk kondisi normal. Sedangkan dalam kondisi abnormal, bank minta di bawah 50 persen.

Kalau berbicara permodalan, kata dia, tahun lalu BNI tumbuh 26 persen. Itu efeknya setiap Rp 1 triliun, bank memberi pinjaman yang  akan memakan CAR sebesar 0,20 persen. "Jadi bisa dihitung kalau kita naik 5-6 triliun, berapa CAR-nya. Tahun 2009, kita tetap akan tumbuh artinya kita harus modal juga," katanya.

Truk Kontainer Bermuatan Kayu Terguling di Jalur Gentong Tasikmalaya
Presiden ASEAN Trade Union Council (ATUC) sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea

42 Pimpinan Buruh Asia Pasifik Kumpul di Jakarta, Ini yang Dibahas

42 delegasi pimpinan buruh Asia Pasifik yang tergabung dalam International Trade Union Confederation Asia Pasific (ITUC-AP) melakukan pertemuan di Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024