Pinjaman Yen untuk Penuhi Kebutuhan Impor

VIVAnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pinjaman siaga dari Jepang senilai US$ 1,5 miliar akan lebih banyak diarahkan untuk memenuhi kebutuhan impor. Pemenuhan ini antara lain untuk bidang energi maupun manufaktur.

Sri Mulyani mengatakan bahwa pinjaman dalam bentuk yen ini diperlukan mengingat kebutuhan impor cukup besar. Artinya, pengimpor bisa langsung menggunakan pembayaran rupiah langsung ke yen.

"Kita tidak harus lagi memindahkan rupiah ke dolar untuk impor," ujarnya dalam konfrensi pers di Kantor Menko, Selasa 7 April 2009. Dengan demikian, lanjutnya, tekanan rupiah terhadap dolar bisa lebih dikurangi. "Ini akan membuat mata uang tidak terpengaruh atas mata uang negara lain."

Departemen Keuangan bersama dengan Japan Bank for International Cooperation hari ini, Selasa 7 April 2009, menandatangani program agreement dan loan agreement. Jumlah dana yang disediakan melalui fasilitas ini adalah US$ 1,5 miliar dalam mata uang yen.

Penandatangan dilakukan oleh Head of Asia and Oceania Finance Departement Masato Ari dan Rahmat Waluyanto Direktur Jenderal Pengelolaan Utang dengan disaksikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Presiden JBIC Hiroshi Watanabe.

Dukungan ini diberikan dalam bentuk pinjaman siaga dalam hal penerbitan obligasi negara yang akan direncanakan terbit Juni mendatang gagal atau tidak mencapai target.





Toyota Fortuner Hybrid Sudah Ada di Diler, Segini Harganya
Ilustrasi logo Mahkamah Konstitusi.

Arti dan Peran Amicus Curiae yang Diajukan Megawati dan Habib Rizieq ke MK

Pengajuan amicus curiae yang dilakukan sejumlah tokoh ini heboh mencuat terkait dengan persidangan dalam pekara sengketa hasil Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024