VIVAnews - PT Indika Energy Tbk menargetkan pertumbuhan laba bersih 11 persen menjadi US$ 110 juta pada 2009. Pendapatan bersih diprediksi stabil sebesar US$ 185 juta dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) US$ 120 juta.
Berdasarkan asumsi nilai kurs rupiah 10.500/US$, laba bersih itu berpotensi mencapai Rp 1,15 triliun dibanding 2008 sebesar Rp 1,08 triliun. Pendapatan diharapkan menjadi Rp 1,94 triliun dari sebelumnya Rp 2,31 triliun, atau tergerus 16 persen.
"Proyeksi itu belum memperhitungkan kontribusi dari Petrosea," kata Direktur Utama Indika Energy, M Arsjad Rasjid, pada acara Investor Day di gedung bursa efek, Jakarta, Senin 11 Mei 2009.
Dia menambahkan, EBITDA perusahaan akan semakin kuat karena Indika optimistis pada peningkatan tiga pilar usaha, yakni sumber daya energi (PT Kideco Jaya Agung), layanan energi (PT Tripatra), dan infrastruktur (PT Cirebon Electric Power).
"Selain itu, kami memperkirakan harga jual batu bara bisa mencapai US$ 57 per ton," tuturnya.
Arsjad mengungkapkan, perusahaan tahun ini menargetkan produksi batu bara sebanyak 24,85 juta ton. Batu bara itu berasal dari Kideco sebanyak 24 juta ton dan satu konsesi Petrosea 850 ribu ton. Pada 2010, produksi tersebut diharapkan meningkat menjadi 28 juta ton.
"Produksi Kideco akan bertambah dua juta menjadi 26 juta ton batu bara dan Petrosea menjadi dua juta ton," ujarnya.
Petrosea, dia menambahkan, memiliki empat konsesi. Saat ini, baru satu konsesi yang berproduksi.
Dia menambahkan, tahun ini pihaknya mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 50-55 juta. Sebesar US$ 18 juta dari capex itu dialokasikan untuk kebutuhan jasa Sea Bridge Shipping.
Sementara itu, sekitar US$ 10-15 juta untuk akuisisi 13 kuasa pertambangan (KP) di Melawi, Kalimantan Barat, dan US$ 15 juta guna pembangkit listrik Cirebon Electric Power. Selain itu, sebesar US$ 7-8 juta digunakan untuk mengembangkan Tripatra.
8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara
Para terduga teroris tersebut mengikuti pelatihan secara fisik juga paramiliter di Poso.
