VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera meminta penjelasan soal calon wakil presiden Boediono sebelum 15 Mei 2009. Jika tidak, koalisi PKS dengan Demokrat bisa terancam bubar.
"Deadlinenya sebelum tanggal 15," kata anggota Majelis Syura PKS, Mahfudz Siddiq, dalam jumpa pers di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 12 Mei 2009. "Kalau 15 belum ada kesepakatan, nggak tahu nanti arah koalisi ke mana," katanya.
Tanggal 15 Mei itu sehari sebelum pendaftaran calon presiden dan wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum ditutup.
PKS sebelumnya menjelaskan Boediono bukanlah figur yang pas untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilihan Presiden 2009. Boediono tidak akrab dengan partai politik. Boediono juga tidak dekat dengan kelompok Islam. Selain itu, Boediono juga sama-sama Jawa seperti halnya SBY.
PKS sendiri menyatakan siap menerima figur partai manapun jika ada pembicaraan bersama. "Jadi tidak benar kalau diambil salah satu partai akan berkelahi," kata Mahfudz.
Dan empat mitra koalisi Demokrat menyatakan akan menggelar pertemuan lanjutan untuk menyamakan sikap. Tidak tertutup kemungkinan, keempat partai ini keluar dan membuat blok baru di luar yang sudah ada.