BP Migas Tolak Tawaran Harga Gas Senoro

VIVAnews - Pengajuan revisi harga jual gas dari Lapangan Senoro yang diajukan konsorsium PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional Tbk, dan Mitsubishi, ditolak pemerintah.

Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas R Priyono mengatakan, kenaikan yang diajukan konsorsium itu hanya 30 sen dari harga yang tertera di Persetujuan jual beli gas (GSA), yaitu US$ 2,4 per mmbtu. "Mereka hanya mau naik 30 sen jadi US$ 2,7 per mmbtu," kata Proyono di Jakarta, Selasa 12 Mei 2009.

Menurut dia, BP Migas meminta harga gas yang sesuai dengan penawaran Mitsubishi waktu itu, yaitu US$ 3,8 per mmbtu dengan asumsi harga minyak US$ 40 per barel. "Pemerintah akan melihat harga gas yang lebih masuk akal," kata dia.

Priyono mencontohkan, tidak mungkin pemerintah menggunakan patokan pada harga US$ 7 per barel, sedangkan biaya produksinya US$ 9 per barel, atau dengan asumsi harga minyak US$ 200 per barel.

Terkait cadangan gas, Priyono menjelaskan, BP Migas masih menunggu kontraktor yang berencana mengebor sumur lagi. Menurut dia, pemerintah tetap mengacu pada data cadangan yang dilansir Lemigas dibandingkan Gaffney Cline and Associated (GCA). "Selain itu, kami juga masih menunggu putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha," tuturnya. 

Priyono berharap agar persoalan di KPPU tidak dikaitkan dengan persoalan bisnis hulu gas, karena yang menjadi masalah di bisnis hilirnya.

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho ke Dewas, KPK: Itu Keputusan Sendiri bukan Kolektif Kolegial
VIVA Militer: Prosesi pemakaman militer Prada Diansyah Putra

Innalillahi, Prajurit Terbaik TNI Angkatan Darat Meninggal Dunia Tersambar Petir

Prajurit itu tersambar petir di Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024