Charoen Incar Pertumbuhan Penjualan 10%

VIVAnews - PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 10 persen menjadi Rp 14,53 triliun sepanjang 2009. Pada 2008, perseroan membukukan penjualan senilai Rp 13,21 triliun.

Sementara itu, laba bersih diharapkan tumbuh menjadi Rp 400 miliar dari sebelumnya Rp 253 miliar.

Direktur Utama Charoen Pokphand Indonesia Thomas Effendy mengatakan, kenaikan itu disebabkan kapasitas produksi perusahaan masih mencukupi dan konsumsi domestik tinggi.

Jeep Rubicon Mario Dandy Dilelang dengan Harga Limit Rp809 Juta, Intip Spesifikasinya

Selain itu, penjualan ekspor perusahaan relatif minim, sehingga Charoen tidak banyak terpengaruh oleh penurunan ekspor sebagai imbas dari krisis ekonomi global.

"Proyeksi laba bersih juga berdasar asumsi tanpa selisih kurs," kata dia pada paparan publik perusahaan di Hotel JW Marriot, Jakarta, Selasa 19 Mei 2009.

Direktur Keuangan Charoen Pokphand Indonesia Ong Mei Sian menambahkan, pada kuartal I-2009 perusahaan mengalami rugi kurs hingga Rp 100 miliar. Sementara itu, pada akhir 2008, rugi kurs tercatat Rp 372 miliar. "Sebagian kerugian itu belum final," ujarnya.

Dia mengungkapkan, kerugian kurs terjadi karena sekitar 50 persen pinjaman perseroan berdenominasi dolar AS. Total pinjaman Charoen pada akhir kuartal I-2009 tercatat Rp 2 triliun. Sekitar Rp 1,2 triliun dari pinjaman itu merupakan utang jangka pendek.

"Pada pertengahan 2010, pinjaman jangka pendek yang jatuh tempo akan mencapai US$ 60 juta," ujarnya.

Meski demikian, Ong menjelaskan, pihaknya menargetkan penurunan pinjaman jangka pendek sebesar 50 persen, atau menjadi Rp 600 miliar dibanding sebelumnya. Penurunan pinjaman tersebut dilakukan dengan mengonversi pinjaman jangka pendek menjadi pinjaman jangka panjang melalui perbankan atau pasar modal, seperti penerbitan obligasi.

"Kami masih mempertimbangkan kondisi pasar," katanya.

Thomas menambahkan, tahun ini perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 200 miliar. Dana capex akan dipenuhi dari kas Charoen.

Sekitar Rp 120 miliar atau 60 persen capex akan digunakan untuk kebutuhan feedmill, Rp 40 miliar (20 persen) day old chicken (DOC), dan Rp 40 miliar (20 persen) lainnya guna proses pakan ternak. "Selain itu, kami berencana ekspansi di Indonesia Timur melalui pembukaan pasar," ujarnya.

Dia mengungkapkan, tahun ini kapasitas produksi feedmill mencapai 4,5 juta dan DOC 607 juta ekor anak ayam per tahun. Kapasitas itu juga sudah memperhitungkan produksi dari pabrik di Makassar yang baru selesai dibangun.

Pabrik di Makassar berkapasitas 360 ribu ton feedmill per tahun.

Tidak Bagi Dividen
Sementara itu, pada rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan hari ini, pemegang saham menyetujui untuk tidak membagikan dividen.

Laba bersih tahun buku 2008 sebesar Rp 252 miliar akan dialokasikan perusahaan untuk modal kerja dan kebutuhan membayar utang. Sisanya sekitar Rp 1 miliar sebagai dana cadangan.

Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga
Pelita Air datangkan Airbus 320.

Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024

Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari mengatakan, Pelita Air berhasil mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan saat arus balik Lebaran Idul Fitri.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024