Teknologi Baru Misi Angkasa Luar

Minum Air Seni? Hmmmm, Segar

VIVAnews - Bagi para astronot di angkasa luar kini berlaku dogma,"setetes cairan yang kau keluarkan sangat berguna untuk pemuas dahaga." Itulah mengapa para astronot yang bertugas di Stasiun Angkasa Luar Internasional, yang mengorbit di atas bumi, tak segan-segan menyimpan tetesan keringat, uap, maupun urin yang mereka keluarkan dari tubuh.

Pasalnya, air seni yang mereka keluarkan bisa mereka minum kembali setelah diolah dalam alat khusus. 

"Rasanya luar biasa," Michael Barratt, seorang astronot Atlantis, usai minum dari hasil olahan air seninya, Rabu 20 Mei 2009. Barratt dan teman-temannya dengan riang mengucapkan kata "cheers (tos)" sebelum minum bekas air seni mereka di Stasiun Angkasa Luar Internasional.  

Bagi para astronot, air merupakan barang yang sangat langka di angkasa luar. Maka, tak heran bila astronot asal Rusia, Gennady Padalka, sampai mengejar gelembung-gelembung kecil air bersih yang melayang-layang di ruang hampa udara. "Hmmm, tak percuma mengejarnya," kata Padalkan begitu menjilati gelembung-gelembung itu.

"Minumlah cairan ini saat air bersih ada di tempat yang berjarak ratusan kilometer jauhnya," kata Barratt.

Sistem pengolahan urin produksi Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, ini merupakan alat yang sangat penting bagi para astronot yang tengah berada di angkasa luar selama berhari-hari. Alat ini juga sangat efisien karena NASA tak perlu keluar anggaran banyak membawa persediaan air bersih ke dalam pesawat ulang-alik atau roket kargo.
 
Alat pengolahan itu juga berguna dipasang di stasiun angkasa luar, yang akan diperlebar kapasitasnya, dari tiga menjadi enam astronot. Sistem pengolahan urin ini dibawa ke stasiun angkasa luar oleh misi pesawat ulang-alik Endeavour pada November 2008.

Namun alatnya masih belum bisa digunakan hingga sampelnya diujicoba di bumi dan salah satu katupnya bisa diperbaiki Senin lalu. Menurut para ilmuwan NASA, alat pengolahan air seni merupakan penemuan yang luar biasa. "Ini ibarat kisah di fiksi sains," kata Barrratt sebelum mencoba minuman khas itu.   

Rusia pun sudah memiliki alat pengolah air, namun yang bisa diolah adalah uap dan bukan urin.

Melalui alat pengolah urin buatan NASA, kumpulan air seni dari para astronot ditampung di dalam toilet. Selanjutnya kumpulan cairan itu dipindahkan ke sebuah tangki untuk direbus hingga mendidih dan menghasilkan uap-uap. Sisa dari limbah itu - yaitu air asin - akan dibuang. Demikian ungkap Marybeth Edeen, manajer laboratorium yang bertanggungjawab dalam mengoperasikan alat itu.

Uap air sulingan itu kemudian dicampur oleh air dari proses pengembunan udara dan akan disaring kembali sebelum bisa diminum. Jadi, menurut Edeen, proses di tahap itu mirip dengan pengolahan air keran yang bisa diminum.    
 
Edeen mengungkapkan bahwa enam awak yang berada di stasiun angkasa luar bisa menghasilkan enam galon urin dalam jangka waktu enam jam. Dia mengungkapkan bahwa teknologi ini sudah digunakan untuk penyulingan air bersih bagi para pengungsi bencana tsunami di Asia tahun 2004. (AP)

Kubu Ganjar-Mahfud Tidak Terima Gugatannya ke MK Disebut Salah Sasaran oleh KPU
Ketua MK Suhartoyo, Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

Momen Ketua MK Semprot Kuasa Hukum KPU yang Puji-puji Hasyim Asy'ari

Menurut kuasa hukum KPU, meski nama Hasyim Asyari disangkutpautkan dengan banyak dugaan pelanggaran tapi proses Pemilu 2024 tetap berjalan lancar.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024