VIVAnews - Masyarakat Sungai Lambai dan Letter W, Solok Selatan, Sumatera Barat, mulai ragu-ragu untuk beraktivitas karena aktivitas Gunung Kerinci meningkat. Sebab, lokasi desa yang berada di Kecamatan Sangir hanya berjarak sekitar satu kilometer dari kaki gunung tertinggi di Sumatera itu.
"Sejak beberapa hari ini masyarakat masih ragu-ragu beraktivitas karena kemarin Kerinci kembali mengeluarkan percikan api," ujar Afriadi, warga Solok Selatan kepada VIVAnews, Minggu 24 Mei 2009.
Yang paling mereka takutkan ialah jika luberan kawah Gunung Kerinci masuk ke dua desa di kaki gunung setinggi 3.805 meter.
Kediaman warga Sungai Lambai dengan kaki gunung hanya dibatasi kebun teh yang melingkari kaki Gunung Kerinci. Kecamatan Sangir di Kabupaten Solok Selatan merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Sumatera Barat dan Jambi.
Semua aktivitas gunung dipantau oleh pos pemantau aktivitas Gunung Kerinci dengan alat pendeteksi. Alat pendeteksi dipasang di Desa Pelompek yang terletak lima kilometer dari puncak gunung.
Menurut Kepala Pos Pemantau Gunung Kerinci Heri Prasetyo, aktivitas gunung cenderung mengalami penurunan. "Tapi masih terjadi letupan kecil sekali dalam 15 menit dan kawah gunung masih mengeluarkan asap hitam," kata Heri.
Gempa tremor dinilai Heri telah mengalami penurunan getaran paling tinggi hanya mencapai 5 mmi.
Meskipun mengalami penurunan aktivitas, sejumlah jalur pendakian ditutup untuk wisatawan. Masyarakat di sekitar kaki gunung juga diminta waspada untuk menghadapi segala kemungkinan buruk yang terjadi.
Hingga saat ini, gunung tipe A ini masih berstatus waspada.
Aktivitas Gunung Kerinci mulai mengalami peningkatan sejak April 2009. Terhitung sejak 19 April 2009, pihak pos pemantau melarang para pendaki gunung untuk melakukan pendakian. Terakhir kali, gunung yang berada sekitar 130 Km arah Selatan Kota Padang ini meletus hebat pada 1970.
Laporan: Eri Naldi | Padang
Ahli Ungkap 7 Tanda Sekarat hingga Sebabkan Kematian, Apa Saja?
Tanda dari kondisi sekarat umumnya bisa terlihat dari perubahan pada tubuh entah wajah, mata atau bahkan pembicaraan yang kadang dirasa aneh oleh keluarga.
