Proyeksi Perdagangan Saham Wall Street

Investor Menanti Laporan Kepercayaan Konsumen

VIVAnews - Pekan lalu menjadi pembuktian bahwa optimisme para investor di bursa saham Wall Street, sekali lagi, menciut begitu disodori berita-berita negatif. Penurunan indeks harga saham di Wall Street dalam beberapa hari terakhir terjadi saat investor mulai berpikir, jangan-jangan reli (kenaikan panjang) yang terjadi dalam dua setengah bulan terakhir masih bersifat prematur.

Pasalnya, jelang akhir pekan lalu, mereka terkejut dengan laporan dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's atas naiknya utang pemerintah Inggris. Kondisi yang sama bisa terjadi pada pemerintah Amerika Serikat mengingat kedua negara tengah jor-joran mengucurkan dana talangan kepada perusahaan keuangan dan industri yang tengah bermasalah.

Padahal, saat harga-harga saham mulai reli di awal Maret, para investor sudah merasa melihat tanda-tanda cerahnya harapan pemulihan berdasarkan sejumlah laporan, yang justru menunjukkan bahwa ekonomi AS masih bergeliat keluar dari krisis.

Pekan lalu, sedikit keuntungan yang didapat di lantai bursa. Indeks harga saham industri Dow Jones hanya naik 0,10 persen, indeks Standard & Poor's 500 naik 0,47 persen.

Pekan ini, optimisme para investor kembali diuji dengan diumumkannya tingkat penjualan rumah pada bulan April dan tingkat kepercayaan konsumen pada bulan Mei. Mereka juga berharap cemas atas nasib produsen mobil terkemuka di AS, General Motors Corp., saat perusahaan itu diprediksi bakal dipailitkan oleh pemerintah pada 1 Juni mendatang.

"Akan ada sejumlah isu besar yang kemungkinan bakal terjadi pertengahan tahun ini," kata Tommy Williams, presiden Williams Financial Advisors di Shreveport.

Ron Weiner, presiden RDM Financial di Westport, mengharapkan berita bagus atas perkembangan terkini tingkat kepercayaan konsumen. "Kita ingin konsumen kembali aktif dan membelanjakan pendapatan mereka," kata Weiner. "Namun, untuk saat ini, kami tidak melihat tingkat belanja mereka bakal membangkitkan kembali ekonomi karena mereka di saat yang sama juga harus membayar utang," lanjut Weiner.

Lagipula, investor juga masih terkejut dengan laporan mengecewakan dari Departemen Perdagangan pekan lalu bahwa tingkat penjualan pada bulan April justru anjlok sehingga berpengaruh menurunkan harga saham. (AP)

 



Ekonomi Tumbuh 5,6% di 2024, Pemprov DKI Yakin Bisa Atasi Inflasi
Pemain Real Madrid, Joselu

Man Utd Incar Penyerang Tua yang Bela Real Madrid

Manchester United tertarik pada penyerang tengah yang musim ini bermain untuk Real Madrid, Joselu. Man Utd sedang berupaya mencari celah guna mendapatkan pemain buruannya

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024