Budiono: Neolib Tak Cocok untuk Indonesia

VIVAnews - Calon Wakil Presiden Boediono diserang oleh lawan-lawan politiknya sebagai tokoh yang menganut paham neloliberalisme.

Diterpa tudingan bertubi-tubi, mantan Gubernur Bank Indonesia ini tetap tenang. Baginya, neolib hanya istilah saja.

"Dunia memang dibangun dengan isme-isme. Tapi bukan itu yang diperdebatkan, karena tidak ada ujungnya. Yang kita tekankan lebih ke pangan, ekonomi dan transportasi," kata Boediono kepada VIVAnews di sela acara diskusi dengan blogger di Wetiga, Jalan Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa 25 Mei 2009.

Dijelaskannya, neolib itu meminimkan peran pemerintah dan liberalisasi di pasar. "Ini tidak cocok di Indonesia," katanya.

Namun,  selama birokrasi di pemerintah belum baik, kenapa tak diserahkan ke pasar. Artinya harus ada keseimbangan. "Ideologi saya jelas, perekonomian yang mengedepankan kepentingan rakyat Indonesia. Artinya harus ada keseimbangan antara pemernitah dengan pasar," kata mantan Menko Perekonomian ini.

Suka Pake Viagra Biar Genjreng di Ranjang? Hati-hati, Bisa Mengancam Jiwa
Habib Bahar Gombalin Pelayan Restoran Cantik

Habib Bahar Gombalin Pelayan Restoran Cantik: Tangan Mbak Terlalu Indah

Momen Bahar bin Smith (Habib Bahar) tengah menggombal atau merayu seorang perempuan cantik yang bekerja sebagai pelayan restoran ramai jadi sorotan. 

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024