Taliban Gempur Pakistan di Wilayah Waziristan

VIVAnews - Pertempuran kembali terjadi antara Pejuang Taliban dengan pasukan Pakistan di Waziristan Selatan, wilayah barat laut, Minggu 31 Mei 2009.

Elon Musk Kirim 'Surat Cinta' untuk Pengguna Baru X

Ini merupakan pertempuran susulan yang menewaskan belasan orang, setelah militer Pakistan sempat mengklaim kemenangan atas kelompok pemberontak, di kota utama Swat Valley.

Waziristan sendiri merupakan daerah pangkalan utama ketua Taliban Pakistan, Baitullah Mehsud.

Pertempuran kedua belah pihak ini bisa saja membuat militer memperluas serangan Swat ke wilayah kesukuan semi-otonom dekat Afghanistan, di mana al-Qaida dan Taliban telah lama berkembang.

Megawati Kirim Surat Amicus Curiae kepada MK, Ganjar Sebut Terilhami Sosok Kartini

Serangan militan itu bisa juga merupakan upaya untuk mengalihkan fokus militer Pakistan dari Swat.

Hari ini, menteri pertahanan Pakistan mengatakan bahwa operasi militer selama sebulan di Swat Valley hampir meraih kesuksesan.

RSUD Bayu Asih Purwakarta Klarifikasi Sangkaan Penolakan Penanganan Bayi Prematur

"Dalam dua atau tiga hari mendatang, area (Swat) akan kami bersihkan," kata Letnan Jenderal Syed Athar Ali, dalam pertemuan tahunan pejabat, pakar, dan menteri pertahanan di Singapura.

Kepada Associated Press, dua pejabat intelijen Pakistan mengatakan, kawanan pembelot menyerang konvoi militer pada Sabtu malam di desa Tiarza, Waziristan Selatan, sehingga memicu pertempuran di berbagai wilayah. Mereka memperkirakan sebanyak 50 militan dan dua prajurit tewas.

Pada Minggu pagi, pejuang militan menembakkan lebih dari belasan misil ke kamp militer di area Jandola di Waziristan Selatan.

Militer membalasnya dengan artileri dan beberapa personel bergerak ke desa yang dikuasai Taliban untuk memaksa keluar para pejuang ekstrim tersebut.

Juru bicara militer, Mayor Jenderal Athar Abbas, kemarin mengatakan bahwa 1.217 militan terbunuh dalam serangan di Swat dan 79 orang ditangkap. Dari pihak militer, 81 prajurit tewas.

Militer tidak mengeluarkan jumlah korban sipil yang menjadi korban, dan mengklaim bahwa poerasi militer dilakukan dengan memperhatikan warga yang tidak bersalah. (AP)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya