Persaingan Capres Memanas

Jika Minyak $ 80, Mega-Pro Takkan Subsidi BBM

VIVAnews - Kendati mengklaim akan menjalankan ekonomi pro rakyat, tim ekonomi Megawati-Prabowo Subianto tidak konsisten soal subsidi bahan bakar minyak (BBM). Mega-Pro malah mengungkapkan tak akan memberi subsidi BBM, jika harga minyak mentah dunia berada di level tertentu sehingga nyaris tak ada bedanya dengan pemerintah sekarang.

Widya Purnama, Tim ekonomi Mega-Pro mengatakan, jika Mega-Pro berkuasa, pemerintahnya akan menjelaskan kepada khalayak soal berapa patokan harga yang tidak disubsidi dan disubsidi.

"Misalnya, harga minyak dunia di bawah US$ 80 per barel, maka tidak akan ada subsidi," kata Widya pada diskusi tentang ekonomi kerakyatan di Media Centre Mega-Pro Jalan Prapanca Jakarta, Rabu 3 Juni 2009. Namun, jika harga minyak di atas US$ 80 per barel, pemerintah baru akan memberikan subsidi BBM kepada rakyat.

Kebijakan tersebut tentu tidak jauh berbeda dengan pemerintahan SBY-Kalla. Pemerintah yang saat ini berkuasa tahun lalu memberikan subsidi BBM sangat besar ketika harga minyak dunia melonjak signifikan hingga tembus US$ 147 per barel.

Untuk menekan beban subsidi itu, SBY-Kalla menaikkan harga BBM dalam negeri. Di APBN, pemerintah bersama DPR kemudian menetapkan kisaran harga minyak dunia untuk menentukan harga BBM yang dijual di pasar domestik.

Namun, menurut Widya, harga BBM yang berlaku sekarang ini bukan sekadar tidak bersubsidi. Namun, pemerintah juga untung dari harga BBM dalam negeri, yakni premium sebesar Rp 4500 per liter, minyak tanah Rp 2500 per liter dan solar Rp 4500 per liter.

Menurut mantan Direktur Utama Pertamina itu, dengan asumsi harga minyak mentah US$ 60 per barel, minyak matang US$ 65 per barel dan nilai tukar Rp 10.000 per US$, pemerintah seharusnya menjual BBM dengan harga tertinggi sekitar Rp 3.900.

Bahkan, jika harga minyak dunia naik menjadi US$ 75 per barel, neraca pemerintah dari sektor perminyakan masih surplus US 12 miliar dengan harga tertinggi Rp 4.717 per liter. 

Saat ini, harga minyak dunia berada di kisaran US$ 68 per barel atau naik dari level sebelumnya. Sedangkan, kurs rupiah masih lebih rendah dari asumsi tim ekonomi Mega-Pro sebesar Rp 10 ribu per US$. Kurs rupiah sebelumnya sempat mendekati Rp 12 ribu per US$, kendati belakangan terus menguat di kisaran 10.300 per US$.

AHY Cuti Demi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres RI
Emas Batangan.

Harga Emas Hari Ini 24 April 2024: Global dan Antam Kompak Anjlok

Harga emas internasional maupun produk Antam melemah pada perdagangan Rabu, 24 April 2024. Itu terjadi karena kekhawatiran akan eskalasi konflik Timur Tengah kian mereda.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024