Visi Ekonomi Kerakyatan Megawati-Prabowo

Masyarakat Tionghoa Minta Penjelasan Prabowo

VIVAnews - Calon wakil presiden, Prabowo Subianto siang ini menghadiri dialog dengan Forum Demokrasi Kebangsaan (Fordeka) bersama masyarakat Tionghoa, termasuk beberapa LSM dan media massa berbahasa Mandarin di Restoran Nelayan, Ancol.

Menurut Ketua Fordeka, Hartono, dialog dengan para cawapres akan dilakukan tiga minggu berturut-turut. Setelah Prabowo, giliran Boediono dan Wiranto yang akan diundang. "Yang jadi perhatian kami terutama masalah perekonomian," kata Hartono, Sabtu 13 Juni 2009.

Apalagi pada krisis global, tambah dia, masyarakat Tionghoa yang mayoritas pengusaha makin perhatian pada perekonomian. "[apalagi] Pak Prabowo sudah diberi mandat oleh Capres, Ibu Mega untuk mendesain ekonomi di masa mendatang, jika mereka terpilih," tambah dia.

Masyarakat Tionghoa, tambah dia, mempertanyakan visi ekonomi kerakyatan yang diusung pasangan Megawati-Prabowo. "Kami sangat perhatian karena mayoritas kami adalah pengusaha. Apa perekonomian Indonesia mau dibawa ke sosialis atau bentuk apa," tambah Hartono.

Dijelaskan dia, masyarakat Tionghoa meminta Prabowo menjelaskan kaitan ekonomi kerakyatan dengan pengusaha maupun buruh. "Kami juga minta penjelasan janji pertumbuhan ekonomi pasangan Mega-Pro yang sampai dua digit," tambah dia.

Dalam pertemuan itu, lanjut Hartono, dia juga mengingatkan masyarakat Tionghoa agar menyukseskan pemilihan umum presiden. "Kami mengimbau agar masyarakat Tionghoa jangan sampai golput," tambah dia.

Sebelumnya, Prabowo mengatakan usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2 digit dalam lima tahun kedepan sangat realistis dicapai asalkan ada keseriusan pemimpin pemerintahan, apalagi didukung oleh pelaku usaha.

Penyewaan Kendaraan Listrik Laris Manis, Laba Bersih TBS Energi Utama 2023 Naik 77,8 Persen
Ilustrasi THR.

Salurkan Gaji hingga THR PNS, Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Rp 70,7 Triliun

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan total serapan anggaran untuk belanja pegawai telah mencapai Rp 70,7 triliun per 31 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024