VIVAnews - Selama pekan ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak menguat untuk pekan keempat berturut-turut.
Meski demikian, kenaikan IHSG sepanjang pekan ini relatif tipis, atau hanya 0,58 persen dari level 2.078,93 hingga ditutup pada Jumat 12 Juni 2009 di posisi 2.090,94.
Kenaikan indeks didukung beberapa data makro ekonomi dari Amerika Serikat (AS), China, dan Australia. Perbaikan data makro ekonomi itu memberikan sinyal perekonomian global mulai pulih dari resesi.
"Salah satu indikasi lain adalah harga minyak mentah yang bergerak menguat menembus level US$ 70 per barel," kata analis PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono dalam riset pasarnya yang diterima VIVAnews di Jakarta, akhir pekan ini.
Kenaikan harga minyak juga diikuti peningkatan harga komoditas lain, sehingga mendorong saham pertambangan menguat. Namun, tekanan jual terhadap saham-saham blue chips terutama di sektor perbankan juga mulai muncul.
Rekomendasi
Pekan depan, indeks diperkirakan cenderung bergerak dalam pola konsolidasi. "Tekanan jual diperkirakan masih terjadi pada awal pekan depan," ujarnya.
Pelaku pasar masih menunggu beberapa data makro ekonomi global yang diharapkan akan menopang pergerakan IHSG.
Secara teknikal, dari weekly chart terlihat IHSG membentuk doji star yang mengindikasikan reli mulai tertahan dan muncul tekanan jual. "Kami perkirakan indeks akan bergerak dalam kisaran support-resistance 2.030-2.120," tuturnya.
arinto.wibowo@vivanews.com