Kalbe Farma Bidik Pasar Afrika & Asia

VIVAnews - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dikabarkan bakal masuk pasar farmasi di Afrika dan Asia Tenggara pada 2009.

Sumber VIVAnews mengatakan, perseroan saat ini sedang gencar membidik pasar farmasi dan obat-obatan di mancanegara. Seperti  di Afrika, Kalbe sedang membangun pabrik farmasi untuk meningkatkan jaringan dan distribusi obat-obatan merk perseroan.

Top Trending: Suami Sandra Dewi Punya Saham Triliunan, Ramalan Jayabaya Soal Masa Depan Indonesia

"Setelah Afrika, KLBF juga akan bangun pabrik atau bentuk usaha baru di negara Asia Tenggara," jelasnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Direktur Kalbe Farma Vidjongtius ketika dikonfirmasi mengakui, perseroan saat ini sedang membangun pabrik obat bebas (over the counter/OTC) di Afrika, setelah perseroan berhasil membentuk perusahaan pantungan (joint venture) dengan perusahaan farmasi lokal di sana.

"Kita hanya memiliki 30 persen saham, sedangkan sisanya perusahaan lokal Afrika," jelasnya kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 30 Desember 2008. 

Dia menambahkan, Kalbe pada tahun depan juga akan melakukan hal serupa di negara Asia Tenggara seperti Philipina, Malaysia, dan Singapura.

Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

"Tapi, di tiga negara itu perseroan hanya membuka jaringan dan meningkatkan distribusi obat-obatan merk perusahaan, tidak membentuk joint venture," ujar Vidjongtius yang juga tercatat sebagai sekretaris perusahaan.

Per 31 Oktober 2008, PT Bina Arta Charisma menguasai saham berkode KLBF sebanyak 8,1 persen, PT Diptanala Bahana 8,62 persen, PT Gira Sole Prima 9,38 persen, PT Kalbe Farma Tbk 5,01 persen, PT Ladang Ira Panen 8,62 persen, PT Lucasta Murni Cemerlang 8,74 persen, dan PT Santa Seha Sanadi tercatat 8,88 persen. Sedangkan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan sesi I Selasa, 30 Desember 2008, KLBF ditutup menguat Rp 5 ke level Rp 400. Broker PT Kim Eng Securities dengan kode broker ZP tercatat sebagai broker yang paling banyak mengoleksi saham Kalbe Farma.

Menurut analis Perum Pegadaian Deni Hamzah, potensi bisnis obat-obatan masih terbuka lebar, karena permintaannya terus meningkat. Apalagi, dengan banyaknya produk Kalbe antara lain obat bebas dan obat resep turut memicu emiten untuk menjamah negara lain. "Jadi, bisa saja membuka pasar ke luar Indonesia," jelasnya.

Dia menambahkan, bisa saja di negara yang dituju perseroan memiliki bahan baku murah untuk produksi obat-obatan Kalbe. Sehingga, emiten dapat menciptakan sinergi untuk mempermurah harga dasar pokok obat.

Namun, Deni mengakui, hal tersebut belum memberikan sentimen positif bagi pergerakan KLBF di pasar modal. Sebab, saham perseroan kurang likuid akibat saham-saham sektor farmasi yang kurang diminati investor.

Seperti diketahui, laba bersih Kalbe Farma per 30 September 2008 menyusut 16,64 persen menjadi Rp 503,9 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 604,5 miliar.

Namun, penjualan bersih Kalbe masih tumbuh 10,96 persen menjadi Rp 5,71 triliun dari sembilan bulan pertama 2007 yang sebesar Rp 5,15 triliun. Laba kotor juga meningkat 6,41 persen dari Rp 2,63 triliun menjadi Rp 2,80 triliun pada kuartal III-2008. 

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya
Nikita Mirzani

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

Di mata Nikita Mirzani, Rizky Irmansyah adalah sosok laki-laki berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024