VIVAnews - Perjanjian perdagangan bebas Asean-Australia-New Zealand (AANZFTA) yang rencananya akan ditandatangani pada 27 Februari 2009 dalam Asean Summit di Thailand diusulkan untuk ditunda.
"Kami melihat perjanjian ini akan menjadi beban berat bagi ekonomi Indonesia di tengah krisis, juga karena Indonesia sedang terikat perjanjian perdagangan bebas lainnya dengan Jepang dan dalam kerangka Asean dengan negara lain," kata pengamat ekonomi Institute for Global Justice (IGJ) Bonnie Setiawan di Jakarta, Senin 9 Februari 2009.
Saat ini, Indonesia telah terikat FTA yang sama dengan Jepang melalui Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan dalam kerangka Asean dengan China (China-Asean FTA), dengan Korea (Korea-Asean FTA), dan dengan Jepang (Japan-Asean FTA).
"Setelah kami analisis, FTA semacam ini hanya akan membawa kerugian bagi Indonesia seperti yang terlihat dalam IJEPA dan CAFTA," kata Bonnie. Selain itu, kurangnya pemerintah melibatkan multi stakeholder dan wakil kelompok masyarakat juga dinilai IGJ menjadi sinyal negatif yang membawa konsekuensi buruk untuk masyarakat Indonesia.
Menurutnya, perjanjian AANZFTA hanya menguntungkan satu pihak, yaitu Australia dan New Zealand. "Akan membahayakan posisi negara yang lemah perekonomiannya seperti Indonesia ketika harus berhadapan dengan Australia," katanya.
Apalagi, kata dia, perjanjian ini bersifat WTO-plus, yaitu lebih luas cakupan produk yang diikatnya dalam perdagangan barang dan jasa, serta memasukkan kesepakatan-kesepakatan yang tidak diatur dalam WTO saat ini, seperti Singapore issues (investasi, pengadaan barang dan jasa pemerintah, dan kebijakan kompetisi).
"Akses untuk mendapatkan draft FTA saja sangat sulit, bisa tidak pemerintah memberikan kesempatan untuk masyarakat dan civil society untuk mendapatkan draft perjanjian dan dipelajari terlebih dahulu?" kata dia. Pemerintah, menurut Bonnie, selama ini terkesan menutupi dan menyembunyikan draft sebagai rahasia negara.
"Bahkan beberapa waktu lalu, draft perjanjian impor daging dengan Brazil saja kami dapatkan dari Kedutaan asing," katanya.
FTA ini juga menurut Bonnie menjadi sinyalemen ketidaksinergisan pemerintah yang terlihat dari usulan Menteri Perindustrian Fahmi Idris yang meminta penundaan setidaknya satu atau dua tahun lagi. "Depperin melihat FTA ini diprediksi akan menjatuhkan kinerja ekspor Indonesia yang berujung pada kehancuran sektor manufaktur dalam negeri," kata dia.
Seperti telah diketahui, negosiasi antara Asean dengan Australia dan New Zealand telah diselesaikan dalam pertemuan tahunan ke-13 Asean Economic Ministers-Closer Economic Relations (AEM-CER) di Singapura, tanggal 28 Agustus 2008. Perjanjian ini, menurut Bonnie, merupakan perjanjian yang paling komprehensif yang pernah dilakukan secara bersama-sama dengan pihak ketiga. "Perjanjian ini meliputi semua sektor, termasuk sektor barang, jasa-jasa, investasi, dan kekayaan intelektual," ujarnya.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Kisah Palestina Saat Kepemimpinan Kaisar Ottoman
Gadget
21 menit lalu
Palestina, panggung sejarah penuh konflik. Sejak Mandat Britania hingga Perang Dunia I, konflik antara Israel dan Palestina tumbuh. Perjuangan antara bangsa Arab, Inggris
Unjuk Gigi di Piala Asia Qatar, Ini Sederet Fakta Timnas U-23 Besutan Shin Tae Yong
Ceritakita
31 menit lalu
Timnas Indonesia U-23 mengunci tiket ke semifinal Piala Asia U-23, setelah menumbangkan Korea Selatan (Korsel) melalui drama adu penalti dengan skor 11-10.
Betapa Liciknya Seorang Danzo Saat Memanipulasi Itachi Untuk Habisi Klan Uchiha
Gadget
36 menit lalu
Manipulasi Danzo memaksa Itachi untuk membantai klan Uchiha demi keselamatan Konoha dan adiknya. Pilihan sulit itu menggambarkan kompleksitas moral dalam Naruto.
Galaxy S23 FE 5G: Smartphone Flagship Samsung Termurah di Tahun 2024
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Spesifikasi Samsung Galaxy S23 FE 2024, flagship Samsung terjangkau. Dengan desain elegan, layar AMOLED 120Hz, chipset Snapdragon 8 Gen 1, kamera mumpuni.
Selengkapnya
Isu Terkini