BI: Cadangan Devisa Masih Aman

Agus Martowardojo
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews
Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah
- Bank Indonesia mewaspasai dampak gejolak ekonomi global yang sedang terjadi saat ini. Hal ini tercermin dari asumsi pergerakan nilai tukar di tahun 2014.

Terpopuler: Manfaat Belimbing Wuluh sampai Tanggapan Buya Yahya Soal Kasus Inses

Gubernur BI Agus Martowardojo, Rabu 28 Agustus 2013, menyatakan, menurut perkiraan, nilai tukar rupiah di tahun 2014 akan berada di kisaran 10.500 hingga 10.800 terhadap dolar. Posisi nilai tukar ini sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia.
Suami Sandra Dewi Tersandung Korupsi Timah, Aiman Senang Kasusnya Disetop 


"Kami akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilisasi rupiah, kami yakini kurs selalu mencerminkan fundamental kita," ujar Agus di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu 28 Agustus 2013.


Menurut Agus, cadangan devisa masih cukup untuk menjaga nilai tukar. Saat ini jumlah cadangan devisa bisa membiayai impor dan pembayaran utang negeri. Jumlah ini jauh kebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2005-2008 di mana pada saat itu jumlah cadangan devisa hanya US$50 miliar.


"Jumlah cadangan devisa kita sekarang US$ 90 miliar, waktu tahun 2011 pernah diatas US$100 miliar," kata Agus.


Agus berpendapat jumlah cadangan devisa sangat tergantung dengan aliran kas yang masuk ke dalam negeri.


"Cadangan devisa sejalan dengan adanya
capital inflow.
Tahun 2009 hingga 2013 negara besar seperti Amerika alirkan dana ke semua
emerging market,
termasuk Indonesia. Masuk ke saham dan surat berharga negara, cadangan devisa pun meningkat," kata Agus.


Namun, rencana bank sentral AS untuk mengurangi stimulus moneternya bisa berdampak penarikan dana investasi di pasar negara berkembang dan pada akhirnya akan menguras cadangan devisa.


"Ketika ada
tappering
, cadangannya turun. Itu normal dan semua masih terkendali," kata Agus. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya