Kredit Otomotif Lesu, Laba Adira Finance Anjlok 81,5 Persen

Ilustrasi kredit mobil.
Sumber :
  • Istock
VIVA.co.id
Banyak Kontrak Mundur, Laba Adhi Karya Turun
- Laba bersih PT Adira Dinamika Muliti Finance Tbk (ADMF) turun signifikan menjadi Rp76 miliar pada triwulan I-2015. Angka tersebut merosot sebesar 81,5 persen, dari periode yang sama tahun buku 2014, yang sebesar Rp411 miliar.

Laba Bank Mayora Ditopang Naiknya Penyaluran Kredit
Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi, Kamis 30 April 2015, mengatakan penurunan laba bersih disebabkan beberapa hal, seperti ada perubahan pencatatan pembukuan yang diatur dalam Surat Edaran Nomer SE-06/D.05/2013, tentang Penetapan Tarif Premi, serta ketentuan biaya akusisi pada lini usaha asuransi kendaraan bermotor.

Jika Menguntungkan, BNI Kaji Buka Cabang di Malaysia
"Kemudian, sejak 2013 Agustus pertengahan, BI naikkan suku bunga. Jadi, ada kenaikan biaya kredit (cost of fund) yang baru dirasakan tahun ini. Kenaikan ini tidak bisa dipaksa langsung, jadi harus kami serap. Kemudian, peningkatan biaya operasional," ujarnya, di Jakarta. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila, mengatakan penurunan laba ini juga karena turunnya penyaluran pembiayaan sebesar 15,71 persen. Penyaluran pembiayaan perseroan hingga Maret sebesar Rp7 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp8 triliun.

Penurunan laba perusahaan tersebut, karena pembiayaan otomotif secara nasional anjlok. Pangsa pasar sepeda motor dan mobil baru yang dibiayai terhadap penjuaan kendaraan bermotor nasional masing-masing berada pada level sekitar 11 persen dan 4,3 persen.

"Penyaluran pembiayaan tercatat sejumlah Rp7 triliun, atau setara dengan 394 ribu kontrak baru turun, karena pembiayaan baru mobil dan motor yang juga melemah. Piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) stabil sejumlah Rp48,2 triliun," tambahnya. 

Pada triwulan pertama ini, Adira Finance menyalurkan pembiayaan baru untuk sepeda motor sepeda motor sebesar Rp4 triliun. Sementara itu, penyaluran pembiayaan baru untuk mobi sebesar Rp3 triliun.

"Pembiayaan sepeda motor masih menjadi kontributor utama pembiayaan baru kami, yakni sebesar 57 persen," kata dia. 
 
Perseroan, menurutnya, memanfaatkan ketersedian layanan untuk pembiayaan kendaraan bekas, guna menutupi melemahnya pembiayaan kendaraan baru.

Lebih lanjut, kata dia, pertumbuhan pembiayaan mobil bekas tercatat sekitar 14 persen dari Rp1,1 triliun di triwulan I-2014, menjadi Rp1,3 triliun pada triwulan I-2015. 

"Kenaikan harga pada kendaraan baru telah membuat mobil bekas menjadi pilihan masyarakat yang tetap membutuhkan kendaraan," ujarnya.

Sedangkan pada periode yang sama, penyaluran pembiayaan untuk sepeda motor bekas tumbuh empat persen dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,5 triliun pada triwulan pertama tahun ini. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya