Kali Ini Freeport Kena 'Kepretan' Rizal Ramli

Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli
Sumber :
  • Mitra Angelia
VIVA.co.id
Dukung Rizal Ramli Maju Pilkada, Buruh Mulai Keliling Pabrik
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, terus mengeluarkan jurus 'Rajawali Ngepret-nya' kepada perusahan-perusahaan yang dinilai selalu membandel dan banyak merugikan bangsa Indonesia.

Rizal Ramli tentang Ahok: Serahkan pada Tuhan Menghukumnya
Kali ini, perusahaan tambang asal Amerika Serikat, yang beroperasi di Papua, yakni PT Freeport Indonesia mendapat kritikan pedas dari Rizal.

Rizal Ramli Tutup Mulut Ditanya Pilkada Jakarta
Mantan Menteri Keuangan era Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini mengaku kecewa atas tindakan Freeport yang seenaknya membuang limbah di sungai dan menyebabkan punahnya ekosistem sekitar.

"Freeport seenaknya, limbah dan galian yang diaduk pakai mercury dibuang gitu saja ke sungai, ikan-ikan pada mati, lalu ini penduduk menderita," ujar Rizal, di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis 8 Oktober 2015.

Rizal menjelaskan, sebagai perusahaan besar, sudah seharusnya Freeport dalam beroperasi bisa menggunakan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). 

Namun, menurutnya, karena sikap greedy (rakus), Freeport tidak mau mengeluarkan uang untuk membayar pengelolaan limbah.

"Sebenarnya emang enggak ada susahnya memproses limbah itu, tetapi karena greedy, ya enggak mau bayar," katanya.

Selain itu, Rizal juga mengaku prihatin, dalam masalah ini masih banyak pejabat Indonesia yang betapa mudahnya untuk bisa disuap. Hal ini, kata dia, yang semakin memudahkan Freeport untuk membuang limbahnya ke sungai.

"Ini, karena beberapa pejabat Indonesia gampang disogok. Daripada bersihkan limbah, bayar saja pejabatnya, nego dengan pejabatnya. Ini yang harus diubah," ujarnya.

Rizal melanjutkan, jika mengacu hukum asal negara perusahaan Freeport, yakni di Amerika Serikat, hukuman tegas sudah menanti perusahaan yang nakal.

"Padahal di negaranya sendiri, kalau merusak lingkungan hidup, kaya BP di teluk Mexico, bayar denda puluhan miliar dolar, kalau enggak ditutup," ujar Rizal. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya