Ke Bappenas, Ini Peluang Kerja Sama yang Dijajaki Swiss

Wakil Presiden Swiss sambangi Bappenas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menerima kunjungan dari Wakil Presiden Swiss sekaligus Menteri Lingkungan Hidup, Transportasi, Energi dan Komunikasi Swiss Doris Leuthard, beserta delegasi. 

Bank Mandiri Jadi Penyalur Investasi Asing ke Daerah
Pertemuan tersebut membahas sejumlah agenda kerja sama kedua negara, terutama mengenai energi terbarukan, lingkungan hidup, dan transportasi. 
 
BKPM Gandeng Bank Mandiri untuk Tampung Dana Investor
"Kami bicara hubungan ekonomi dengan Swiss, beliau membawa rombongan yang besar sekali. Kami berbicara yang cukup menarik bagaimana meningkatkan hubungan investasi di Indonesia," kata Sofyan, di kantor Bappenas, Rabu, 30 Maret 2016. 
 
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
Dia menjelaskan, saat ini Indonesia tengah fokus untuk mengoptimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Karena itu, perlu didukung oleh teknologi-teknologi yang dimiliki oleh negara maju seperti Swiss.
 
"Tadi perusahaan yang datang banyak yang menguasai teknologi yang dibutuhkan, ada yang menguasai teknologi urban mass transportation, teknologi renewable energy, dan kita akan menjajaki opportunity yang ada," kata dia. 
 
Selama ini, kata Sofyan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Swiss tercatat sebesar US$2 miliar dan diharapkan akan meningkat secara signifikan setelah adanya kerja sama lainnya. 
 
"Agar perusahaan ini mendapatkan berbagai partner di Indonesia, nilai perdagangan kita dengan Swiss sudah sebesar US$2 miliar. Kalau bisa ini terus ditingkatkan, agar hubungan antar kedua negara akan meningkat signifikan," kata Sofyan. 
 
Sofyan menambahkan, saat ini energi mix Indonesia terbagi atas 37 persen minyak, 22 persen gas, 29 persen batu bara dan 12 persen energi baru dan terbarukan (EBT). Sejalan dengan pembangunan, kata dia, permintaan energi primer sebanyak 2.034 juta barel setara minyak (bsm) pada 2015 akan meningkat menjadi 2.398 juta bsm pada 2019. 
 
"Dengan konservasi energi, permintaan tersebut dapat ditekan hingga 2.086 juta bsm," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya