Apa Harapan RI Atas Kunjungan Jokowi ke Jerman?

Pameran teknologi dan sains, Indonesia-Jerman
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara Eropa dalam satu minggu ke depan. Jerman pun menjadi salah satu negara Eropa, pertama yang disambangi oleh mantan gubernur DKI Jakarta itu untuk meningkatkan kerja sama, terutama di bidang ekonomi.

Jokowi Diarak Mobil Hias di Palembang

Selama di Jerman, Presiden dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan para pemuka bisnis di negara tersebut. Selain itu, Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, juga diagendakan hadir dalam sebuah acara perusahaan teknologi asal Jerman, Siemens.

Lantas, apa yang diharapkan Indonesia dari kunjungan Jokowi ke Jerman?

Rata-rata Transaksi Harian Bursa Efek Capai Lebih Rp5.700 T

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan, mengajak investor Jerman untuk menanamkan modalnya di dalam negeri menjadi sebuah keharusan. Apalagi, beberapa industri di negara kawasan Eropa Barat tersebut memang sangat unggul di bidang teknologi.

Indonesia, kata dia, sangat membutuhkan kontribusi dari sektor industri teknologi, guna menopang perkembangan dari industri dalam negeri yang sampai saat ini masih belum memiliki fasilitas teknologi yang mumpuni, terutama di sektor manufaktur.

Indonesia Jadi Radar Utama Pebisnis Norwegia

“Saya kira jika bisa diimplementasikan, bisa jauh mendorong lagi industri manufaktur dan industri obat-obatan yang saat ini memang masih berkembang,” ujar Josua, saat berbincang dengan VIVA.co.id, Senin 18 April 2016.

Di tengah kondisi perekonomian dunia yang masih penuh dengan ketidakpastian, Indonesia berpotensi terpengaruh dari berbagai sentimen negatif yang berasal dari ekonomi global. Maka dari itu, masuknya modal investasi ke dalam negeri pun diharapkan mampu mengkompensasi hal itu.

“Jadi, bagaimana kesempatan kerja sama ini bisa dimanfaatkan untuk melengkapi kekurangan yang kita miliki guna memperkuat daya saing,” katanya.

Langkah pemerintah yang merevisi daftar negatif investasi (DNI) beberapa waktu lalu pun dianggap mampu menarik minat investor menanamkan modalnya di dalam negeri. “Artinya, investor sudah akan tahu sektor mana saja yang mereka bisa masuki. Arahan pun menjadi sangat jelas,” katanya.

Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya telah membuka kesempatan kepada investor Jerman, untuk menanamkan modalnya di bidang usaha farmasi, salah satunya adalah sektor obat-obatan.

Tawaran ini, usai Darmin menerima kunjungan dari Menteri Pangan dan Pertanian Jerman, Christian Schmidt beberapa waktu yang lalu.

Peluang ini, akan dibicarakan kepada Kanselir Jerman, dan para investor Jerman, yang bergerak di sektor farmasi. Meski belum ada kepastian berapa nilai investasi yang siap digelontorkan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Jerman selama ini berada di kisaran US$6-US$7 miliar.

Angka tersebut disumbang dari beberapa merek terkenal di negara tersebut, yang memang sudah menghiasi pasar Tanah Air. Jermanm bukanlah kali pertama mencoba menjajakan diri di Indonesia. Potensi besar pun sangat dimungkinkan, jika Jerman tertarik menanamkan modalnya di dalam negeri. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya