Avtur Murah, Industri Penerbangan Ambil Untung Besar

Miniatur pesawat maskapai Garuda Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Nyimas Laula

VIVA.co.id – Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Emirsyah Satar, berpendapat, turunnya harga avtur saat ini dapat dimanfaatkan industri penerbangan agar bisa lebih produktif dan mendatangkan profit yang lebih besar. Sebab, menurutnya, kontribusi bahan bakar dalam industri penerbangan mencapai 45 persen dari total biaya operasi. 

Angkasa Pura Investigasi Penyebab Pesawat Garuda Keluar Lintasan

"Karena komponen utama kan avtur, fuel hampir 45 persen dari total biaya operasi. Sedangkan harga fuel lagi turun. Ini kesempatan yang baik airline bisa memupuk keuntungan supaya jadi modal internal," kata Emirsyah saat ditemui di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Kamis 12 Mei 2016.

Emir mengungkapkan, maskapai penerbangan di Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini dengan lebih baik. Diprediksi, harga avtur hingga 18 bulan ke depan masih rendah.

Soal Putusan Sidang KPPU, Begini Tanggapan Dirut Garuda

"Kalau pun naik hanya US$60. Kalau dua tahun lalu itu bisa US$120. ini kesempatan bagus, tapi efisiensi perlu dilaksanakan. Ini kesempatan airline bangkit," kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, di negara-negara lain perusahaan penerbangan pun saat ini sedang besar-besaran memperkuat modal. Hal tersebut yang diperlukan untuk tetap bertahan dan tumbuh menjadi besar.

Garuda Indonesia Klarifikasi Isu Masker Awak Kabin Diganti Face Shield

"Meskipun ekonomi masih melambat, tapi saat ini isunya untuk penerbangan enggak gitu. Penerbangan masih meningkat, masih bepergian, airline asing tetap tambah rute.”

Terlebih lagi, kata dia, di Indonesia peluang bisnis ini menjadi maju, sangat terbuka lebar. Mengingat banyaknya pengguna moda transportasi udara. 

"Indonesia pun masih bagus, masih naik (jumlah) penumpangnya. Orang Indonesia yang ke Jepang saja meningkat 30 persen. Jadi bisnis penerbangan ini memang lagi bagus," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya