Transaksi Gadai Saat Ramadan Menurun

Kantor Pusat Pegadaian
Sumber :

VIVA.co.id – PT Pegadaian (persero) mengakui rata-rata besaran jumlah transaksi gadai (omzet) sepanjang Ramadan dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Manajer Komunikasi Perusahaan PT Pegadaian (persero) Basuki Tri Andayani mengatakan, jumlah transaksi gadai Ramadan selalu lebih rendah dibandingkan sebulan sebelum atau sesudah Ramadan.

Menteri Rini Tunjuk Sunarso Jadi Dirut Pegadaian

Ia mengungkapkan, pada Ramadan 2014 di bulan Juli, transaksi gadai sebanyak Rp7,5 triliun. Angka ini menurun di banding transaksi yang terjadi di bulan sebelumnya, Juni yang sebesar Rp9,2 triliun. Setelah Ramadan, yaitu pada Agustus, transaksi gadai menunjukkan peningkatan hingga mencapai Rp8,9 triliun.

Kemudian pada 2015, terlihat pola yang tidak berbeda dari tahun sebelumnya. Di mana, bulan pra Ramadan terjadi  transaksi yang tinggi. Lalu, di bulan Ramadan tren transaksi menurun dan pada bulan selanjutnya memperlihatkan angka yang lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya saat Ramadan.

Mau Investasi Emas di Pegadaian, Perhatikan 10 Hal Ini

"Pada Juni 2015, transaksi berada di angka Rp10,3 triliun. Kemudian, saat Ramadan, Juli, menurun menjadi Rp8,6 triliun. Lalu, Agustus setelah Ramadan mulai naik lagi mencapai Rp9,6 triliun," terang Basuki kepada VIVA.co.id pada Kamis, 23 Juni 2016. 

Dengan demikian, bila dilihat keseluruhan maka pada bulan pasca Ramadan, jika pun mengalami peningkatan dari bulan Ramadan, tidak pernah mencapai angka transaksi lebih tinggi atau pun sama besar dengan besaran angka transaksi yang terjadi di bulan sebelum Ramadan. Rata-rata selisih pencapaian sekitar Rp1 triliun.

BSM Targetkan Pembiayaan Gadai dan Cicil Emas Tumbuh 25%

Kemudian, pada satu bulan sebelum Ramadan 2016 ini, yaitu Mei, angka transaksi gadai yang terjadi berjumlah Rp10,4 triliun. Namun, untuk besaran transaksi pada bulan ini pihaknya belum dapat menghitung hingga sampai tutup bulan. Hanya saja, dia memperkirakan persentase transaksi tetap menurun.

Dia menyebutkan, untuk jenis barang transaksi yang menjadi tren dari 2014 hingga 2016 ini tetap ditempati oleh jenis barang emas. "Persentase tren emas 97 sampai 98 persen, sisanya dua sampai tiga persen itu non emas," ucapnya.

Basuki menambahkan, lebih tingginya transaksi gadai sebelum Ramadan biasanya disebabkan kebutuhan tambahan modal para berdagang untuk berusaha, kemudian saat Ramadan biasanya turun karena usaha seperti pedagang buahkan hasil dan setelah Ramadan biasa transaksi kembali naik karena ada pelunasan barang gadai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya