Harapan Pemerintah RI pada Presiden Baru AS

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Sumber :
  • Chandra G Asmara / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, perekonomian Indonesia tidak akan terkena dampak buruk dari perebutan kursi Presiden di Amerika Serikat. Pemungutan suara Pilpres AS akan dilaksanakan pada 8 November 2016 waktu setempat.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

"(Pilpres AS) kalau dengan ekonomi, tidaklah (akan berpengaruh), karena hubungan ekonomi kita dengan mereka baik," ungkap Darmin, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa 8 November 2016.

Menurut Darmin, hubungan harmonis antarkedua negara tercermin dari negeri Paman Sam tersebut yang masih menjadi pangsa pasar terbesar ekspor nasional. Sehingga, kedua negara pun sejatinya masih saling membutuhkan.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

"Dia (AS) menjadi mitra utama ekspor kita. Jadi saya tidak melihat ada sesuatu," katanya.

Lagipula, lanjut eks Gubernur Bank Indonesia itu, hasil dari Pilpres AS sudah sesuai perkiraan. "Tidak ada surprise sepertinya. Tapi kita lihatlah besok," ujar dia.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

Pesan untuk Presiden AS baru

Presiden Joko Widodo di penghujung 2015 menyatakan ketertarikan RI untuk bergabung Trans Pasific Partnership (TPP). Namun hingga kini kerja sama tersebut masih digodok. 

Darmin mengatakan, siapapun Presiden terpilih dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), diharapkan tidak menganggu berjalannya hubungan bilateral antarkedua negara, khususnya bidang ekonomi. Dalam hal ini, tentu berkaitan dengan kesepakatan TPP, yang sempat digaungkan di awal tahun ini. 

Menurut Darmin, pemerintah sampai saat ini masih mengkaji untung rugi dari keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian blok ekonomi tersebut.

"Bagaimanapun juga kami ingin TPP. Tapi masih dalam tahap mempelajari, sebelum kami mengambil posisi," ujar Darmin.

Pemimpin baru AS juga diharapkan tidak secara instan mengubah arah kebijakan ekonomi yang berlaku di AS. Sebab, apapun gejolak ekonomi yang terjadi negeri Paman Sam tersebut, akan berdampak kepada dunia, termasuk Indonesia. 

"Intinya, kalau ekonomi dia (AS) membaik, akan banyak ekonomi negara lain yang membaik," katanya.

Untuk Indonesia sendiri, pemulihan AS tentu akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, terutama dari sisi permintaan barang. Sebab, negara tersebut saat ini menjadi pangsa pasar ekspor nasional, setelah Tiongkok mengalami perlambatan.

"Dan itu sudah berlangsung selama beberapa kuartal terakhir.”

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati enggan mengomentari lebih jauh perebutan kursi Presiden yang terjadi di AS. Pemerintah pun akan bersikap sebagaimana sebuah negara yang menghormati proses demokrasi yang berjalan. 

"Kita sebagai negara, apapun yang dilakukan oleh mereka (AS), kita hormati saja," ujarnya.

(mus) 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya