Jokowi Ingin Jakarta Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia

Presiden Jokowi dan Gubernur BI Darmin Nasution di Istana Negara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh Nadlir

VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia makin optimistis lantaran perkembangan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara saat ini sangat menggembirakan usai diterbitkan delapan tahun silam yaitu pada 2008.

Jokowi Imbau Warga Mudik Lebih Awal, Jumlahnya Naik 56 Persen

Presiden Joko Widodo mengungkapkan usulannya agar Jakarta bisa dijadikan sebagai pusat kota ekonomi syariah dunia.

Usulan itu disampaikan saat pemerintah menggelar silaturahim dengan pemangku kepentingan bidang keuangan syariah dalam rangka satu windu surat SBSN atau sukuk negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat 23 Desember 2016.

Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK

"Saya sampaikan kepada Pak Muliaman D. Hadad, ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan agar Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, wajar apabila Jakarta ini kita jadikan pusat keuangan syariah internasional. Saya dengar ini baru digodok di OJK dan nanti akan disampaikan kepada saya," ungkap Jokowi di Istana Negara, Jakarta.

Alasannya, Jokowi menilai bahwa Indonesia merupakan negara yang potensial untuk mengembangkan berbagai bidang usaha berbasis syariah dan tidak hanya berkaitan dengan masalah ekonomi syariah, bank syariah atau asuransi syariah.

Respons Istana soal Jokowi Disebut-sebut dalam Sidang Sengketa Pemilu di MK

"Saya kira banyak hal yang bisa dikembangkan seperti wisata syariah, restoran halal sampai industri syariah, karena potensi pasar kita terbesar di dunia dengan penduduk muslim. Kenapa itu tidak jadi fokus perhatian kita? Ini akan jadi trigger bagi perekonomian negara kita,"  kata Presiden.

Meski diakui Jokowi, pengembangan ekonomi syariah di Indonesia saat ini persentasenya masih kecil hanya mencapai kurang lebih lima persen.

"Padahal kalau kita lihat di Malaysia sudah di atas 30 persen. Dalam jumlah pun kita kalah dengan Inggris, Korsel. Oleh sebab itu, space atau ruang yang besar itu akan terus kita kejar," tutur Presiden.

Jokowi dalam kesempatan itu mengapresiasi laporan aktivitas investasi SBSN atau sukuk negara di Indonesia. Tak lain karena penerbitan sukuk negara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Total akumulasi penerbitan sukuk negara dari 2008 hingga tahun 2016 mencapai Rp565,7 triliun dengan outstanding saat ini sebesar Rp411,7 triliun.

"Data yang saya terima untuk SBSN investor individunya ada kurang lebih 48.444 orang. Individu, angka ini menurut saya sangat bagus yang memegang obligasi sukuk," kata Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya