PT Pelni Upayakan Kapal Baru untuk Pulau Seribu

Dirut PT Pelni, Elfien Goentoro
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA.co.id – Direktur Utama PT Pelni, Elfien Goentoro mengatakan, guna menindaklanjuti perintah dari Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, untuk masuk ke Pelabuhan Muara Angke, pihaknya telah melakukan survei untuk trayek Muara Angke-Pulau Tidung.

Jadi Lokasi Kongres GP Ansor, Intip Penampakan Megahnya Kapal Pelni KM Kelud

Dia menyebut, masih ada sejumlah kendala terkait hal-hal teknis di lapangan, terutama dalam hal kapasitas kapal dengan kondisi dermaga di Muara Angke maupun di Pulau Tidung. Dangkalnya kedalaman dermaga tidak memungkinkan dimasuki oleh kapal-kapal milik PT Pelni.

"Di Muara Angke pelabuhannya cukup tradisional, jadi secara kedalaman untuk kapal kami belum memenuhi, karena hanya dua meter. Sementara (kedalaman) kapal-kapal kami rata-rata 3,5-4 meter," kata Elfien di kantornya, kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Rabu 4 Januari 2017.

14 Kapal Sudah Tua, Pelni Ajukan PMN Rp 4 Triliun Buat Bikin 3 Unit Baru

Elfien menjelaskan, selama ini jenis kapal yang layak untuk dioperasikan di Muara Angke memang berbeda dengan jenis kapal yang dioperasikan oleh PT Pelni. Namun, Dia mengaku jika pihaknya juga sudah memiliki kapal perintis Sanus 46, yang telah lama beroperasi di kawasan Kepulauan Seribu.

"Jadi trayek (Sanus 46) kita itu dari Sunda Kelapa ke Pulau Bidadari, lalu ke Pulau Untung Jawa, lalu ke Pulau Lancang Besar, Pulau Pari, Pulau Payung, Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa. Baru ini yang sudah kita layari dengan kapal perintis itu," kata Elfien.

Usai Warganet Mengadu Terjebak di Karimunjawa, Kapal KM Kelimutu Akan Dikirim Besok

Meski demikian, Elfien mengaku akan mencari solusi atas masalah kedalaman tempat sandar kapal di Pulau Tidung. Sebab kalau dipaksakan akan berisiko pada keselamatan penumpang.

Oleh karenanya, Elfien mengaku jika pihaknya memang sedang mengupayakan pengadaan kapal baru, untuk merealisasikan trayek Muara Angke-Pulau Tidung sesuai arahan Menhub tersebut.

"Di Pulau Tidung juga alurnya sempit dan lagi kedalamannya hanya dua meter, jadi tidak mungkin (bersandar). Kalau toh kita harus berlabuh ke sana, tentunya akan berisiko pada keselamatan penumpang. Maka kita butuh kapal yang lebih kecil untuk merapat ke Pulau Tidung," kata Elfien.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya