Ikea Bantu Jual Karpet Buatan Pengungsi Suriah

IKEA kawasan Alam Sutera
Sumber :
  • Anisa Maulida/Viva.co.id

VIVA.co.id – Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, sejak 2011 Yordania telah menerima lebih dari 655 ribu orang pengungsi Suriah akibat konflik yang tidak berkesudahan. Dari total pengungsi tersebut, banyak dari mereka mengakui sulit untuk mencari lahan pekerjaan.

Balas Dendam, Putin Ancam Bakal Sita Aset Perusahaan AS di Rusia

Dilansir dari laman Business Insider, pada Kamis 9 Februari 2017, Ikea perusahaan raksasa funitur asal Skandinavia akan mencoba untuk membantu menyelesaikan permasalahan para pengungsi tersebut. Salah satu yang akan dilakukan Ikea adalah ikut menjual produk karpet atau tekstil buatan para pengungsi Suriah di tokonya.

Langkah Ikea tersebut dijanjikan mulai dilaksanakan pada 2019. Perusahaan itu berharap dengan kebijakannya bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak 200 orang, khususnya para pekerja wanita yang mengungsi di Yordania. Untuk melaksanakan proyek ini, Ikea pun bekerja sama dengan organisasi nirlaba lokal yang fokus pada isu-isu perempuan.

IKEA Melihat Cuan dari Furnitur Gaming

Ilustrasi pengungsi Suriah.

Langkah Ikea yang peduli terhadap para pengungsi bukan terjadi pada kali ini saja. Perusahaan furnitur itu juga telah membantu membuat kamp penampungan pengungsi di Asia, Afrika, dan Timur Tengah pada 2015. Dan pada Januari 2017, Ikea mendapatkan penghargaan atas tendanya, yaitu 'Beazley Desain of the Year'. 

Hakim PN Tangerang Tolak Eksepsi IKEA

Kemudian, pada Januari 2016, Ikea juga telah menyumbangkan sebagian keuntungannya, yaitu sebesar US$33,1 juta atau setara Rp440 miliar (kurs Rp13.300 per dolar AS) kepada Badan Pengungsi PBB. 

Untuk itu, sebagai perusahaan yang peduli terhadap nasib pengungsi, Ikea juga menentang perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang ditandatangani 31 Januari 2017. Perintah Trump itu melarang masuk pengungsi tujuh negara mayoritas muslim ke Amerika Serikat.

"Kami mendukung hak-hak fundamental dari semua orang, dan tidak menerima segala bentuk diskriminasi," ujar perusahaan itu dalam keterangan tertulisnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya