Penyebab Wisatawan Asing Pilih Malaysia daripada Indonesia

Jumlah Wisatawan Asing Meningkat
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Kementerian Perhubungan mendorong agar Pemerintah Daerah bisa menjalin koordinasi yang baik dengan otoritas bandara setempat atau Angkasa Pura (AP) I dan II guna mengkolaborasikan kinerjanya.

Strategi Baru Industri Perhotelan untuk Menarik Wisatawan Setelah Pandemi

Sebab, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui jika sampai saat ini, pihaknya masih kerap menerima sejumlah keluhan para konsumen atas kinerja bandara di sejumlah kota. Seperti misalnya di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Bali.

"Karena level of service bandara kita masih belum memenuhi syarat. Mudah-mudahan dalam dua sampai tiga tahun ke depan sudah bisa kita benahi," kata Budi di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin 20 Februari 2017.

Kinerja Tiket.com Meningkat Seiring Pulihnya Industri Pariwisata

Di sisi lain, Budi mengaku sadar bahwa tidak semua bandara bisa dimasuki oleh sejumlah maskapai penerbangan. Sementara, kemampuan masyarakat pun masih terbatas dalam menjangkau tarif moda angkutan udara.

"Saya beri target ke Dirjen Udara, AP I dan AP II, tak perlu banyak regulasi asal jumlah penumpang meningkat dan tidak ada komplain," kata Budi.

Kebangkitan Pariwisata Nasional, Kolaborasi Otoritas Wisata Daerah dan UMKM

Lebih lanjut Budi mengklaim, pihaknya telah mewajibkan pihak AP I dan II untuk memberikan diskon bagi penerbangan baru dari luar negeri. Tujuannya tak lain adalah untuk meningkatkan volume penerbangan Internasional di Indonesia.

Karena menurutnya, sebanyak 36 destinasi yang dimiliki oleh Bandara Soekarno-Hatta masih sangat jauh jika dibandingkan dengan bandara-bandara di negara-negara tetangga seperti di Malaysia dan Singapura. Bandara di kedua negara itu setidaknya memiliki 100 destinasi penerbangan internasional, sehingga mampu meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke negaranya.

"Jumlah angkutan udara 2016 dari dalam negeri itu 89 juta dan dari luar negeri itu baru 23 juta. Ini menunjukkan kita belum bisa menjadi negara yang ramah dengan turis mancanegara. Padahal sejumlah inisiasi dan segala upaya terus kita lakukan," kata Budi.

Dia menegaskan, jika destinasi yang dimiliki bandara-bandara di Indonesia bisa diperbanyak lagi dan tidak hanya di bandara-bandara tertentu, jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia bisa terus meningkat 

"Dengan melihat perkembangan sektor udara, tidak mustahil juga akan meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia. Lalu dengan penambahan destinasi dan layanan, diharapkan juga bisa ikut meningkatkan. Padahal saat ini ada 27 bandara internasional, di mana yang 22 dikelola BUMN dan lima lainnya dikelola Kemenhub," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya