BI Ungkap Penyebab Terbatasnya Pertumbuhan Kredit

Ilustrasi pinjaman bank
Sumber :

VIVA.co.id – Bank Indonesia merilis angka pertumbuhan kredit pada Januari 2017 sebesar 8,3 persen secara year on year (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,9 yoy. Terbatasnya angka tersebut, disebabkan beberapa hal.

Tembus Rp 39,1 Triliun, Laba Bersih Bank Mandiri Kuartal III-2023 Melesat 27,4%

Asisten Gubernur Kepala Departemen Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, mengungkapkan terbatasnya pertumbuhan kredit di awal tahun karena masih berlanjutnya konsolidasi internal yang dilakukan korporasi, serta masih terbatasnya permintaan kredit.

“Kami masih berharap konsolidasi ini prosesnya segera selesai,” kata Dody saat konferensi pers di Jakarta, Kamis 16 Maret 2017.

BI Klaim Fundamental Ekonomi Nasional Terjaga Meski Situasi Global Tak Menentu

Sejauh ini, catatan bank sentral menunjukkan, bahwa pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial telah menurunkan suku bunga deposito sebesar 128 bps (bps) secara yoy, dan suku bunga kredit sebesar 80 bps yoy.

Berdasarkan jenis kreditnya, suku bunga kredit modal kerja mengalami penurunan terbesar, yaitu 125 bps secara yoy, kemudian disusul dengan suku bunga kredit investasi 95 bps secara yoy, dan suku bunga kredit konsumsi 30 bps secara yoy.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Turun, Gubernur BI: Ada yang Harus Kami Cek

Lambatnya transmisi kebijakan moneter dan makro prudensial bank sentral, kata Dody, karena sejumlah bank yang masih harus menanggung biaya kredit macet (Non Performing Loan) dan profisi. Pada akhirnya, memberikan pengaruh terhadap akselerasi transmisi.

Dody berharap, persoalan kredit macet di perbankan bisa segera rampung, sehingga konsolidasi perbankan bisa selesai. "Harapan kami sama dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bersama-sama melihat permasalahan di kredit perbankan," katanya.

Sebagai informasi, pada Januari 2017, rasio likuiditas terhadap Dana Pihak Ketiga atau AL/DPK berada pada level 21,8 persen. Bank sentral memproyeksikan pertumbuhan kredit dan DPK tahun ini, masing-masing berada pada kisaran 10-12 persen dan 9-11 persen. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya