Tidak Ada Alasan S&P Tak Naikkan Peringkat Investasi RI

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti

VIVA.co.id – Rombongan delegasi lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's, baru-baru Ini menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Rencananya, delegasi S&P akan menemui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada hari ini, Kamis 23 Maret 2017.

Erick Thohir Tunjuk Darmin Nasution Jadi Komut Pupuk Indonesia

Sampai saat ini, tercatat hanya S&P yang belum menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi. Padahal, lembaga pemeringkat internasional lainnya seperti Moody's Investors Service dan Fitch telah jauh-jauh hari menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi.

Menko Darmin mengakui, kedatangan S&P baru-baru ini memang membicarakan mengenai kondisi perekonomian Indonesia. Secara garis besar, ditegaskan tidak ada alasan lagi bagi S&P untuk tidak menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi.

Selama Jadi Menko, Darmin Akui Sulit Koordinasi ke Menteri Pertanian

"Kami sudah tunjukkan, bahwa tidak ada alasan lagi tidak menaikkan rating. Keputusan ada di mereka," katanya tegas Darmin, saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis 23 Maret 2017.

Dalam pertemuan tersebut, Darmin mengakui, S&P lebih banyak menanyakan mengenai reformasi fiskal yang dilakukan pemerintah, mengingat kondisi kas keuangan negara pada tahun lalu tidak mencerminkan kredibilitas yang mampu menjadi daya tarik bagi para pelaku usaha.

Pemerintah Kesulitan Salurkan KUR sektor Produktif

"Tahun lalu, mereka mengkritisi soal itu. Tapi secara garis besar, kami sudah jelaskan dan mereka sudah melihat dan mengerti," katanya.

Kendati demikian, mantan Gubernur Bank Indonesia itu enggan jumawa, apakah penilaian S&P bisa diterima semua pihak pada Mei mendatang. Darmin pun mengaku ogah menebak, keputusan apa yang akan diberikan S&P atas penilaiannya terhadap perekonomian Indonesia.

"Tebak-tebakan seperti itu tidak lucu. Nanti dibilang iya, dibilang jumawa. Tidak dibilang (iya), pesimis. Pokoknya kami sudah tunjukkan," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya