RI Bertanggung Jawab Atas Defisit AS, Begini Kata Mendag

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Raudhatul Zannah

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tak habis-habisnya menciptakan polemik internasional, Jumat lalu waktu setempat Trump merilis 16 negara, yang dinilainya curang atau yang bertanggungjawab atas defisit neraca perdagangan AS. 

Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?

Indonesia menjadi salah satu negara di antara, China, Kanada, Prancis, Jerman, India, Irlandia, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Korea Selatan, Swiss, Taiwan, Thailand dan Vietnam. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, pun ikut berkomentar dan ingin menyikapinya secara komprehensif. 

"Kita lihat dulu, itu kan baru statement, kita lihat ikuti apa langkah berikutnya (Trump)," ujar Enggar di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta pada Selasa, 4 April 2017.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Pihaknya saat ini sedang menginventarisasi komoditas Indonesia, yang sudah dan berpotensi dieskpor ke AS. Sembari, meminta perwakilan pemerintahan Indonesia di Washington DC memantau terus perkembangan kebijakan perdagangan yang ada di sana. 

Kementerian Perdagangan pun telah melakukan beberapa langkah antisipasi untuk menghadapi sentimen proteksionisme Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump. Langkah pertama, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, adalah diversifikasi pasar non-tradisional tujuan ekspor

Cocok untuk Content Creator, Aset Kripto Ini Resmi Diperdagangkan di Indonesia

"Pasar-pasar baru ini kami upayakan dalam tahun ini target kita bisa tanda tangan 16 negara untuk kerja sama," ucapnya. 

Pasar baru yang dimaksud, seperti negara di kawasan Afrika, Timur Tengah, Euarasia, sampai Amerika Latin. Sejumlah negara di kawasan ini disebut-sebut belum secara maksimal memanfaatkan hubungan perdagangannya dengan Indonesia, sehingga masih banyak potensi. 

Kemudian, Indonesia juga akan memperkuat kerja sama perdagangan secara regional dan multilateral dalam beberapa forum perdagangan, misalnya Regional Comprehensive Economic Partnership, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement.

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor produk non-migas Indonesia ke AS tergolong besar, mencapai US$2,78 miliar pada Februari 2017 lalu. Ini menempatkan AS sebagai negara tujuan ekspor non-migas kedua terbesar bagi Indonesia, setelah China yang sebesar US$2,91 miliar. Di urutan ketiga, India dengan nilai ekspor US$2,34 miliar.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya