Aset Pertamina di 6 Negara Dongkrak Produksi Minyak

Salah satu kilang milik PT Pertamina
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

VIVA.co.id – Presiden Direktur PT Pertamina Internasional EP, Slamet Riyadhi, menyatakan perseroan berhasil mendongkrak produksi minyak ke level sekitar 150 ribu barel ekuivalen minyak per hari (BOEPD). 

Rentetan Insiden Kilang Minyak Meledak, Dirut Pertamina Beberkan 4 Penyebabnya

Angka ini dapat dicapai berkat aset-aset produksi PIEP di enam negara. Keenam negara itu ialah Aljazair, Irak, Malaysia, Tanzania, Gabon, dan Nigeria.

Namun, Slamet mengakui aset produksi utama bersumber dari Aljazair, Irak, dan Malaysia yang nilainya mencapai sekitar 100 ribu barel setara minyak per hari pada 2014. 

Pipa Depo BBM Meledak, Rofik Sampaikan Belasungkawa dan Desak Benahi SOP Pengamanan

Menurut dia, saat ini produksi dari tiga aset tersebut meningkat menjadi 131 ribu BOEPD dan sekitar 200 MMSCFD gas.

"Tahun 2015, biaya operasi di Aljazair, Malaysia, dan Irak mencapai US$10,3 juta per barel. Total efisiensi ongkos produksi yang dilakukan oleh PIEP sepanjang 2016 mencapai US$187 juta dari target efisiensi ongkos produksi US$161 juta tahun tersebut," ujar Slamet saat berbincang dengan VIVA.co.id di Cirebon, Jawa Barat, Senin, 10 April 2017.

Depo Plumpang Kebakaran, Pertamina Pastikan Pasokan BBM Tetap Aman

Setelah PT Pertamina berhasil melakukan penambahan saham di Maurel and Prom sebesar 72,65 persen pada akhir Februari 2017, produksi minyak PIEP kini menjadi 150 ribu BOEPD. Pertamina juga berhasil mendongkrak cadangan produksi minyak, dari semula 409 juta BOEPD menjadi 533 juta BOEPD.

Cadangan minyak PIEP saat ini telah mencapai 402 juta barrel oil. Jumlah itu naik signifikan dari semula 314 juta barrel oil. Sementara itu, gas mencapai 758 BCF atau meningkat dari 546 BCF pada dua tahun lalu. Peningkatan produksi dan cadangan tersebut dapat dicapai dengan tetap memperhatikan efisiensi biaya per barel.

Slamet menggambarkan, biaya operasi mencapai US$10,3 juta per barel pada 2015 telah turun menjadi hanya US$7,5 juta per barel pada 2016. Total efisiensi ongkos produksi yang dilakukan oleh PIEP sepanjang 2016 mencapai US$187 juta, dari target efisiensi ongkos produksi US$161 juta tahun tersebut.

"Tahun 2015, realisasi offshore laut (Sabah) sama dengan US$19,12/bbl, dangkal (Sarawak) US$14/bbl, Irak US$7/bbl, Algeria 11,2/bbl. Tahun 2016, realisasi offshore (Sabah) sama dengan US$12/bbl, dangkal (Sarawak) US$11/bbl, Irak US$4,6/bbl, Algeria US$9,6/bbl," ujar Slamet melalui pesan singkatnya.

“Pertamina masih memiliki tugas besar untuk dapat memproduksi sebesar 650 ribu BOEPD pada 2025. Jika mengandalkan aset yang ada di tiga negara, kami bisa meningkatkan produksinya menjadi sekitar 250 ribu BOEPD pada 2025," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya