Dua Masalah Program Tol Laut 2017

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca

VIVA.co.id – Dalam program Tol Laut 2017 ini, pemerintah akan mengoptimalkan tingkat keterisian kapal dengan komoditas barang yang akan dikirim, sekaligus menekan harga barang di tempat tujuan.

Ditanya Nelayan soal Program Tol Laut Jokowi, Anies Baswedan Jawab Itu Proyek Gagal

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjelaskan, kedua hal itu sebenarnya sangat terkait antara satu dan yang lainnya. "Sebab, kalau (banyak) terisi, otomatis harganya juga turun kan," kata dia di Kemenko Maritim, Jakarta Pusat, Selasa 18 April 2017.

Budi menjelaskan, berdasarkan data pada 2016 lalu, tingkat keterisian kapal-kapal Tol Laut yang masih sangat kurang terdapat pada tujuan ke Natuna. Sementara itu, untuk rute lain tingkat keterisiannya rata-rata sudah di atas 90 persen.

Perpendek Waktu Tempuh Kapal ke NTT, Kemenhub Buka Rute Trayek Hub-Spoke Tol Laut

"Cuma, harganya memang tidak terkontrol, karena tidak ada Rumah Kita (pusat logistik) di sana. Dan, problem kedua adalah muatan baliknya tidak ada. Makanya kita lagi tingkatkan," ujarnya.

Selain itu, Budi memastikan, akan ada penambahan jumlah Rumah Kita yang tersebar di masing-masing wilayah tujuan, yang berasal dari pihak-pihak swasta yang menjadi operator dari rute-rute Tol Laut tersebut.

Pagu Anggaran Kemenhub 2024 Tambah Rp 400 Miliar Jadi Rp 38,47 Triliun

Sebab, hal itu merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan oleh para perusahaan pelayaran logistik tersebut, saat mereka memenangkan tender dari rute-rute Tol Laut dan menjadi operatornya.

"Dari swasta (akan ada penambahan) 40 Rumah Kita. Karena, kalau sekarang kan formatnya sudah begitu, ketika swasta jalan, maka dia harus langsung bikin (Rumah Kita)," kata Budi.

Diutarakannya, pihak swasta diwajibkan untuk membangun Rumah Kita. “Karena, itu kan bisa jadi salah satu pusat keuntungannya juga," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya