Proyek 4 Flyover di Tegal Dikebut Jelang Musim Mudik

Pembangunan jalan layang di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah.
Sumber :
  • istimewa

VIVA.co.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus berupaya menyelesaikan target pembangunan empat flyover perlintasan kereta yang dibangun di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah. Tergetnya pada 15 Juni 2017 atau H-10 Lebaran, perlintasan tersebut dapat dibuka untuk memperlancar arus mudik Lebaran.

Satgas COVID-19: Efek Mudik Lebaran Baru Terlihat 2-3 Minggu Lagi
Jalan layang tersebut berada di Klonengan, Dermoleng, Kretek, dan Kesambi yang berada pada ruas jalan Tegal - Purwokerto, atau biasa dilalui kendaraan dari Pantura menuju lintas tengah dan selatan Jawa. Total panjang seluruh flyover tersebut mencapai 2,8 kilometer dengan anggaran pembangunan sebesar Rp350 miliar. Biaya konstruksi sebesar Rp316 miliar dan sisanya untuk kontrak supervisi. 
 
Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Lebaran, Menkes Siapkan Kondisi Terburuk
Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono mengatakan untuk mengejar target itu kontruksi terus dilakukan berkelanjutan selama 24 jam.
 
Jelang Lebaran, Ini Pesan Gubernur Jabar untuk Pemudik
"Progres fisik pembangunan flyover Dermoleng adalah 61 persen, Klonengan 82 persen, dan Kesambi 70 persen. Untuk Kretek masih 40 persen, bukan karena upaya kami kurang memadai, tetapi memang terkendala pembebasan tanah," ujarnya, Minggu, 30 April 2017.
 
Ia mengatakan pembangunan flyover tersebut sangat penting untuk membantu mengurangi kemacetan saat arus mudik akibat penutupan jalan ketika kereta api melintas. Setiap harinya terdapat 70 kali perlintasan kereta api, yang setiap melintas memakan waktu lima menit atau per harinya mencapai enam jam untuk penutupan jalan.
 
Kemudian ketika arus mudik, terjadi peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 92 kali per hari atau lebih dari 7 jam pemberhentian dalam sehari.
 
"Salah satu teknologi yang digunakan untuk mempercepat penyelesaian flyover adalah teknologi corrugated mortar busa (beton ringan) di Flyover Klonengan yang sebelumnya pernah digunakan di flyover Antapani - Bandung," ujarnya. 
 
Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga menjelaskan lebih lanjut, penggunaan teknologi CMP dapat menghemat waktu penyelesaian pekerjaan hingga 30 - 40 persen.
 
"Biasanya pekerjaan seperti pembangunan Flyover Klonengan bisa memakan waktu 180 hari, tetapi kita bisa selesaikan dalam tempo 120 hari saja," kata Danis.
 
Sebagai informasi, pembangunan flyover Dermoleng sepanjang 500 meter ditangani oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO dengan nilai kontrak Rp64 miliar. Untuk flyover Klonengan sepanjang 1.050 meter, ditangani oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontraknya mencapai Rp112 miliar. 
 
Kemudian untuk flyover Kesambi, panjang 470 meter ditangani oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp58 miliar. Lalu, flyover Kretek dengan panjang 700 meter ditangani oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp82 miliar. (ren)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya