Anggota INSA Diarahkan Pakai Jasa Pemandu Kapal dari RI

Ilustrasi kapal laut
Sumber :
  • VIVA.co.id/Berton Siregar

VIVA.co.id – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama pengusaha pelayaran Indonesia dan Singapura mengadakan pertemuan di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura kemarin. Agenda pertemuan tersebut adalah mempromosikan pemanduan di Selat Malaka kepada pelayaran dan operator pelabuhan di Singapura.

Jokowi Senang Pelabuhan Wani dan Pantoloan Berdiri Kokoh Lagi Usai Diguncang Tsunami Palu 2018

Pada pertemuan tersebut Indonesian National Shipowners' Association (INSA) menjadi perwakilan dari perusahaan pelayaran Indonesia. Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, pemanduan di Selat Malaka merupakan satu upaya maju dari pemerintah untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu memandu kegiatan bisnis di Selat Malaka.

Carmelita mengaku akan mengarahkan pelayaran nasional anggota INSA yang melewati kawasan tersebut memanfaatkan jasa pemanduan dari Indonesia.

Ramp Check Angkutan Lebaran 2024, Dishub Tangerang: Bus Pakai Klakson Telolet Tak Laik Jalan

"Pertemuan ini juga membuka peluang bagi pelayaran Indonesia dan Singapura untuk menjalin kerja sama di sektor maritim," kata Carmelita dikutip dari keterangan resminya, Rabu 17 Mei 2017. 

INSA  menurutnya, juga mendukung upaya Kementerian Perhubungan yang menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi hub internasional. Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat meningkatkan daya saing industri maritim Indonesia.

Rehabilitasi Pasca Bencana, Jokowi: Gedung RSUD Anutapura Palu Pertama Pakai Sistem Shockbreaker

Seperti diketahui, pemanduan Selat Malaka dan Selat Singapura telah di-launching pada tanggal 10 April 2017 di Batam. Jasa pemanduan yang disediakan oleh Pelindo I adalah Iyu Kecil - Nongsa (70 NM), Horsburgh - One Fanthom Bank (260 NM), Horsburgh - Dumai (220 NM), Horsburgh - Pulau Berhala (425 NM), Horsburgh - Lhokseumawe (540 NM),  Horsburgh - Pulau Sabang (680 NM) dan sebaliknya. 

Menurut Budi, dengan adanya pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura maka bisa digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan pelabuhan Kuala Tanjung.

"Para pandu yang melaksanakan tugas di kapal-kapal asing dapat dibekali pengetahuan tentang Kuala Tanjung, sehingga bisa mempromosikan kepada para nakhoda dan perusahaan pelayaran asing agar nantinya dapat menggunakan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan sandar,"tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya