Mengenal Teknologi Jaring Laba-laba untuk Konstruksi

Pekerja sedang mengerjakan proyek jalan tol Trans Sumatera
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA.co.id – PT Katama Suryabumi, pemilik paten Konstruksi Sarang Laba-laba menghadirkan solusi konstruksi jalan di tanah ekstrem dalam ajang Indonesia Building Technologi Expo ke-15 di ICE BSD City Kota Tangerang Selatan Banten, pada 17-21 Mei 2017 .

LMAN Kucurkan Rp650 Miliar untuk Pembebasan Lahan Tol Binjai-Langsa

"Kami sebut sebagai teknologi JALLA (Jaring Laba-laba) yang didesain lebih ekonomi, ramah lingkungan, presisi, dan terukur, serta minim biaya pemeliharaan," kata Manajer Pemasaran PT Katama Suryabumi Agus Sutopo, seperti dikutip dari keterangannya, Sabtu, 20 Mei 2017.

Sejauh ini, jelas Agus, penggunaan konstruksi tersebut diaplikasikan di jalan-jalan yang sering dilewati kendaraan berat seperti di Dumai, pada kondisi tanah gambut, di Selaparang Provinsi Kalimantan Barat, dan di Bojonegoro Jawa Timur pada kondisi tanah ekspansif.

Jokowi Resmikan Jalan Tol Binjai-Stabat, Intip Spesifikasi Tolnya

Menurutnya, untuk mendukung target pemerintah dalam program percepatan pembangunan infrastruktur, PT Katama telah melakukan kerja sama dengan PT Waskita Beton Precast yang dikenal memiliki pengalaman dan tenaga ahli dalam pabrikan beton, sehingga inovasi JALLA lebih presisi, terukur, mutu terjamin, memudahkan dan pempercepat aplikasi konstruksi jalan pracetak.    

Jaring Laba-laba ini, juga sudah dipergunakan untuk fasilitas penunjang bandara pada konstruksi perkerasan Apron dan Exit Taxiway di Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara. “Meskipun dipakai parkir pesawat berbadan lebar setiap harinya, konstruksinya masih kokoh sampai sekarang, dengan demikian untuk jalan kekuatannya pasti tidak diragukan lagi,” tambah Agus.

Jokowi Resmikan Jalan Tol Penghubung Sumatera Utara dan Aceh

Jaring Laba-laba ini, kata Agus, merupakan pengembangan dari Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) yang sudah banyak dipergunakan untuk bangunan di daerah rawan gempa di Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, Papua, dan Aceh, KSLL ini juga sudah dipakai diberbagai wilayah seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, bahkan Papua.

“Salah satu manfaat dari KSLL ini, selain hemat adalah ramah lingkungan, karena tidak terlalu banyak menggunakan peralatan di lapangan, serta pekerjaannya merupakan padat tenaga kerja, sehingga untuk dibangun di daerah mana pun seharusnya tidak menjadi kendala,” ujar Agus.

Sebagai konstruksi jalan, menurut Agus, sudah diuji baik secara empiris maupun akademis yang didukung oleh beberapa perguruan tinggi ternama dan Kementerian terkait. Tidak hanya untuk hunian atau gedung, KSLL juga dapat diaplikasikan untuk jalan tol.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya