Sri Mulyani: Jokowi Minta TNI-Polri Jaga Kondisi Politik

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G Asmara

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan saat ini ada beberapa momentum yang memberi pengaruh ke Indonesia, di antaranya pertemuan ADB di Jepang maupun 'belt and road initiative' di Beijing, China.

Hati-hati, Simak 9 Tips Paling Efektif Agar Tak Tertipu Investasi Bodong

Menurut Sri Mulyani, dalam pembahasan itu, pemerintah China menyampaikan pentingnya membangun infrastruktur dari Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara, hingga Timur Tengah, dengan investasi di bidang infrastruktur yang memerlukan kebijakan ekonomi pemerintah setempat.

Sri Mulyani mengatakan, momentum ini yang ingin dijaga oleh Presiden Jokowi, agar pembangunan infrastruktur bisa berjalan baik. Investasi dari investor-investor seperti China, juga bisa masuk dan membantu. Dengan syarat, tidak dipolitisir.

Anies Ungkap Penyebab Investor Asing Enggan Masuk RI: Kita Punya Masalah, Jangan Ditutupi!

"Terutama dikaitkan dengan kekhawatiran bukan pada aspek ekonomi dan finansial. Sekarang ini muncul persepsi apakah Indonesia terdistraksi atau kita makin khawatir apabila aspek-aspek isu politik mendominasi dalam penanganan investasi di dalam negeri," ujar mantan Direktur Bank Dunia itu.

Sri mengatakan, untuk menghindari upaya politisasi bidang ekonomi ini, Presiden Jokowi juga sudah meminta peran aktif Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Agar publik lebih paham, dengan pentingnya investasi negara lain di Indonesia.

Ekonom: Pesta Demokrasi RI Dorong Konsumsi, Tapi Investasi Asing Menciut

"Presiden menginstruksikan kepada Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, dan seluruh jajaran dari kepala staf, untuk ikut serta menjelaskan secara sederhana mengenai kenapa pemerintah melakukan berbagai macam kegiatan investasi, dan apakah yang dilakukan oleh para investor itu adalah untuk membangun Indonesia bukan untuk mengancam Indonesia," tutur Sri Mulyani.

Maka perlu pemahaman masyarakat, bahwa masuknya investasi ke Indonesia adalah untuk ikut dalam membangun. Bukan menjajah. Seperti dalam pemahaman sejumlah kelompok, yang menilai masuknya investasi asing sebagai ancaman.

"Jadi kita akan mengimbangi kemajuan di bidang ekonomi dengan sosial, dan juga dari sisi penanganan politik dan hukumnya. Dan dengan demikian, kita berharap investasi dan pertumbuhan ekonomi itu dirasa bukan ancaman, tapi kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dan kita juga akuntabel," katanya menjelaskan. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya