Alasan Mengapa Miskin Itu Menderita

Tempat tinggal warga miskin di Jakarta.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Bila ada seorang teman yang mengatakan pada Anda bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan, coba tantang dia untuk memberikan uangnya kepada Anda demi membuktikan pernyataannya tersebut. Maukah dia?

Bank Dunia: Lonjakan Kemiskinan Ekstrem Akan Berlanjut hingga 2021

Kebahagiaan memang bisa datang dari mana saja. Bisa dari diri sendiri dan tergantung dari pengalaman hidup setiap orang daripada seberapa banyak materi yang dimiliki. Namun fakta-fakta di bawah ini menunjukkan bahwa uang juga memiliki peran penting dalam membuat seseorang bahagia. 

Apa sajakah itu? Berikut ini adalah alasan kenapa miskin itu akan memberikan penderitaan bagi kita, seperti di kutip dari laman Cermati.com, Minggu 9 Juli 2017:

38 Juta Orang di Asia Timur akan Jatuh Miskin akibat COVID-19

1. Lebih mudah depresi

Menurut laporan Gallup (2012), sebuah perusahaan berbasis penelitian dan konsultasi di Amerika, menyatakan bahwa kemiskinan membuat seseorang lebih rentan mengalami masalah kesehatan dan depresi.

Tips Jitu Agar Tak Keteteran Bila Punya Pekerjaan Sampingan

Sebanyak 30,9 persen dari keseluruhan orang miskin yang diteliti, pernah didiagnosis mengalami depresi, dibandingkan dengan 15,8 persen yang tidak miskin.

2. Terhambatnya tumbuh kembang anak

PBS merupakan sebuah organisasi non profit di bidang penyiaran yang berada di Amerika melaporkan bila anak yang tumbuh besar dalam kemiskinan maka perkembangan kognitifnya dapat terganggu atau terhambat. 

Sementara dalam kasus yang lebih ekstrem, dalam otak anak-anak tersebut terdapat ‘racun stres’ yang menghambat kemampuan berpikir mereka.

3. Sulit mendapat pendidikan layak

Pendidikan merupakan gerbang untuk menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Saat ini terdapat banyak beasiswa hingga tingkat profesor yang tersedia bagi mereka yang cerdas berprestasi tetapi kurang mampu. 

Menurut studi yang dilakukan Universitas Virginia, terdapat hubungan antara kebahagiaan dengan meraih gelar sarjana. Peneliti mengatakan bahwa pendidikan tinggi dapat membuat seseorang berkesempatan mendapat kehidupan yang lebih layak, lebih kaya, hidup secara lebih berarti, dan punya kesejahteraan lebih baik.

4. Buruknya kondisi psikologis

Di luar negeri, meminjam uang untuk biaya kuliah adalah hal yang biasa. Sebuah artikel yang dimuat di Jurnal Ilmu Sosial dan Pengobatan mengatakan bahwa mahasiswa yang harus membayar utang biaya kuliah pada saat sudah bekerja cenderung memiliki kondisi psikologis yang lebih buruk dibanding tidak berutang.

Ketika keadaan telah mendesak dan tidak memiliki uang, orang miskin cenderung berutang. Sedangkan orang berada karena punya uang tidak perlu meminjam.

5. Eksplorasi hal menyenangkan butuh uang

Saat Anda memiliki banyak uang, Anda tidak perlu khawatir soal nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengaruhnya pikiran menjadi lebih bebas dan tanpa beban untuk mencoba hal-hal menyenangkan dalam hidup.

Artikel dalam Jurnal Scientific American tahun 2010 mengatakan, “…orang yang punya kemampuan untuk menikmati pengalaman hidup dapat menentukan tingkat kebahagiaan yang dirasakan.”

6. Jarang bersedih

Studi yang terdapat dalam Jurnal Ilmu Psikologi Sosial dan Kepribadian menemukan kemungkinan tidak ada hubungan langsung antara uang dan kebahagiaan. Akan tetapi ada bukti apabila uang mencegah kesedihan. 

Disimpulkan bahwa jika orang yang memiliki banyak uang dapat mencegah diri dari perasaan sedih dalam situasi yang membuat stres.

7. Tidak bisa beramal

Beramal dengan murah hati adalah hal yang membuat bahagia. Hal ini berdasarkan studi Universitas Harvard yang berjudul ‘Menggunakan uang untuk kebaikan orang lain adalah tindakan setimpal’. 

Studi tersebut menceritakan bahwa peneliti memberikan uang kepada mahasiswa untuk dihabiskan baik untuk diri sendiri atau orang lain. Hasilnya, mereka yang menghabiskan uang untuk orang lain dalam arti lain beramal, terbukti merasa lebih bahagia dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan untuk diri sendiri.

8. Mencari pengalaman hidup butuh uang

Pada buku Stumbling on Happiness menemukan pembelian apapun yang diinginkan tidak membuat seseorang lebih bahagia. 

Tetapi, uang yang dihabiskan untuk sebuah pengalaman berharga seperti misalnya berenang bersama hiu, mendaki gunung berapi, keliling dunia, atau pengalaman yang akan menjadi kenangan seumur hiduplah yang membuat seseorang lebih bahagia.

9. Rentan kesepian

Studi yang terdapat dalam Jurnal Psikologi Konsumen tahun 2011 mengatakan bahwa orang-orang dengan hubungan sosial yang bermakna merasa lebih bahagia. 

Riset yang dikutip dalam The Guardian pada tahun 2014 menyatakan orang yang hanya punya sedikit uang lebih rentan kesepian. “Hubungan sosial yang buruk memberikan kontribusi dan merupakan sinyal kemiskinan.”

Untuk itu, saat kita terbelenggu dalam kemiskinan, maka tentu saja beban yang kita pikul lebih berat dan menghambat perasaan kita untuk bebas dan bahagia. Itulah sebabnya mengapa orang miskin cenderung menderita. 

Jadi, jika kita menyadari uang memiliki peran penting meraih kebahagiaan, maka carilah dengan cara yang baik dan sepenuh hati. Sebab, bukan setelah mendapatkan uang tersebut kita akan merasa bahagia, tetapi setiap proses yang telah kita lalui. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya