Dulu, Pasar Modal RI Tiada Hari Tanpa Go Public

Pekerja membersihkan kaca di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Kamis 13 Juli 2017, merayakan hari jadinya yang ke-25. Dalam perayaan yang digelar di gedung BEI, mantan pemimpin otoritas bursa memiliki catatan tersendiri atas perkembangan pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

Direktur Utama PT Bursa Efek Jakarta periode 1991-2002 Mas Achmad Daniri menilai, meskipun perkembangan pasar modal dalam negeri sejak berubah nama menjadi BEI telah meningkat, namun ada beberapa catatan. Salah satunya, dari sisi jumlah emiten di lantai bursa.

“Sekarang yang listed (mencatatkan saham) tidak begitu banyak. Dulu hampir setiap hari. Bisa dikatakan tiada hari tanpa go public (menjadi perusahaan terbuka),” kata Daniri, Jakarta, Kamis 13 Juli 2017.

Penjualan Batu Bara Naik Kuartal III-2023, Bukit Asam Cetak Laba Bersih Rp 3,8 Triliun

Menurut Daniri, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan jumlah emiten. Mulai dari menjaring perusahaan startup dengan mengubah wajah pasar modal, sampai dengan meningkatkan jumlah produk pasar modal yang mampu menarik minat para perusahaan. 

“Saya kira, ini akan mempercepat dan lebih banyak lagi yang bisa go public di BEI,” ujarnya.

BNBR Cetak Laba Rp 228,33 Miliar di Kuartal III-2023, Meroket 158,9 Persen

Secara garis besar, otoritas bursa pun mengapresiasi perkembangan pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, ada beberapa perubahan positif, yang tentunya bisa semakin memajukan perkembangan pasar modal Indonesia.

“Saya ingat betul, dulu transaksi pakai papan, dan memindahkan settlement saham itu mengangkatnya pakai truk untuk penyelesaian transaksi. Saat ini, kami tinggal hanya memindahkan bukunya saja,” katanya. (asp)

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Penjualan bersih Unilever tercatat sebesar Rp 38,6 triliun di tahun 2023, atau turun 6,32 persen dibandingkan tahun 2022.

img_title
VIVA.co.id
7 Februari 2024