Produsen Beras Maknyuss: Jika Kami Ada Kurang, Siap Ditegur

Presiden Director AISA, Stefanus Joko Mogoginta.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Gudang beras milik PT Indo Beras Unggul di Kabupaten Bekasi, digerebek Satuan Tugas (Satgas) Pangan pada Kamis malam, 20 Juli 2017. Petugas menyita seribuan ton beras yang diduga merupakan beras tidak sesuai spesifikasi.

Daftar Harga Pangan 18 April 2024: Beras Premium hingga Gula Konsumsi Naik

Dugaannya, perusahaan tersebut menjual beras tidak sesuai dengan spesifikasi atau dioplos. Mereka mengemas ulang beras subsidi dan dijual kembali dengan harga beras premium dengan merek Ayam Jago dan Maknyuss. Akibat kejadian dan pemberitaan itu, imbasnya harga saham perusahaan induknya pun sempat anjlok.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) selaku induk usaha PT Indo Beras Unggul menyampaikan klarifikasi terkait tudingan tersebut. Presiden Direktur Tiga Pilar Sejahtera Food, Stefanus Joko Mogoginta, mengatakan, perseroan selama ini sangat menjunjung tinggi kepatuhan terkait izin dan semua ketentuan yang diperlukan dalam melakukan produksi.

Daftar Harga Pangan 16 April 2024: Beras hingga Daging Turun

"Perusahaan kami, sangat menjunjung tinggi compliance, izin, dan semuanya. Sejak 1992 kami berdiri. Kami sangat menjunjung tinggi hal itu," kata Stefanus dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Selasa 25 Juli 2017.

Ia mengakui, selama beberapa hari belakangan kian santer pemberitaan mengenai beras oplosan yang merugikan perseroan. Bagaimana tidak, saham AISA anjlok cukup dalam pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia.

Pemudik Motor Mulai Padati Arus Balik di Pelabuhan Bakauheni, Beras hingga Durian Dibawa

Jika perusahaan dan anak usaha memiliki kekurangan, ia mengaku siap untuk ditegur dan dibina oleh pemerintah. "Apabila ada yang kurang dan tidak lengkap, kami perusahaan siap dibina dan ditegur, diberi tahu, sangat terbuka, sangat transparan," kata dia.

Sementara itu, di tempat yang sama, Direktur Independen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Jo Tjong Seng membantah bahwa perseroan menggunakan beras sejahtera (rastra) yang disalurkan melalui Bulog. Ia mengatakan, perseroan membeli gabah kering panen dan gabah kering giling melalui mekanisme pasar.

"Sudah ditegaskan bahwa beras subsidi ada input dan output, dan dikonfirmasi juga, kami tidak menggunakan beras rastra (beras sejahtera) sebagai bahan baku kami. Kami beli dari gabah umum dari mekanisme pasar, gabah kering panen dan gabah kering giling, jadi beras umum yang ada di pasar," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya