9 Kebiasaan Keuangan yang Harus Dimiliki Generasi Milenial

Ilustrasi pekerja muda
Sumber :
  • Pixabay/caio_triana

VIVA.co.id – Generasi milenial pertama disebut dalam riset lembaga keuangan Amerika Serikat awal tahun 2010-an, yakni Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley tahun 2011 dengan mengambil tema American Millennials, Deciphering the Enigma Generation. 

Marshanda Blak-blakan Ngaku Kesulitan Keuangan Hingga Ngutang untuk Pengobatan

Tahun sebelumnya, 2010, Pew Research Center juga mengeluarkan laporan dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next. Dari banyak literatur, generasi milineal adalah mereka yang berada di usia mulai 15 tahun hingga 34 tahun. Mereka yang disebut generasi milenial umumnya lahir antara tahun 1980-an hingga 2000-an. 

Di Indonesia, penduduk usia 15 tahun hingga 34 tahun mencapai sekitar 34 persen atau sekitar 78 juta jiwa, dari total jumlah penduduk Indonesia tahun 2017 sebesar 260 juta jiwa. Salah satu gaya hidup yang menonjol di kalangan generasi milenial ialah pola konsumsi internet. Konsumsi internet mereka jauh lebih tinggi dibanding dengan kelompok penduduk yang usianya lebih tua. 

Sempat Kesulitan Ekonomi, Jeje Slebew Blak-blakan Soal Keuangannya

Ini menunjukkan ketergantungan mereka terhadap koneksi internet sangat tinggi. Di bidang keuangan, generasi milenial menjadi kelompok konsumen yang paling banyak menjadi perhatian lembaga keuangan. 

Banyak produk keuangan yang mulai menyasar kepada mereka. Sebab itu mereka perlu melek keuangan, terutama mengatur keuangan pribadi dengan baik.

Jessica Iskandar Alami Masalah Keuangan, Begini Reaksi Nia Ramadhani

“Meski masih relatif muda, generasi milenial mulai perlu disiplin mengatur keuangan,” terang Riko Depari, Managing Director Halomoney.co.id.

Kamu termasuk generasi milenial? Kenali kebiasaan keuangan yang perlu kamu miliki agar kamu bisa menata keuangan pribadi dan keluarga, dan tentu saja meraih kesejahteraan. Kebiasaan ini diambil dari berbagai riset dan pengalaman tim Halomoney.co.id.

1. Mencatat belanja

Mencatat belanja dan pengeluaran lainnya adalah langkah sederhana untuk memulai mengatur keuangan. Dalam sebulan, kamu bisa mengetahui di pos mana pengeluaran terbesarmu, dan pos mana yang sesuai dengan rencana keuangan. 

Kamu bisa mencatat pengeluaranmu setiap hari melalui aplikasi personal finance yang kini banyak bertebaran di Android dan IoS. Bisa juga kamu mengumpulkan struk belanja setiap hari dan mencatatnya seminggu sekali dalam buku catatan keuangan.

2. Membawa makan siang sendiri

Ini mungkin terasa sepele, tapi sebenarnya bisa cukup menghemat pengeluaranmu dalam sebulan jika kamu lakukan setiap hari. Selain menghemat, tentu akan lebih sehat mengkonsumsi makanan yang kamu masak sendiri, bukan?

3. Menetapkan tujuan menabung dan investasi

Di usia 20 dan 30 tahun, kamu seharusnya sudah menetapkan tujuan menabung. Kamu sudah memiliki rencana keuangan jangka pendek maupun jangka panjang dengan menabung dan berinvestasi. Mulailah mempelajari cara berinvestasi yang aman dan menguntungkan. 

Dalam jangka pendek, misalnya tiga atau enam bulan, kamu merencanakan membelikan tempat tidur dan meja belajar si kecil. Atau dalam jangka panjang kamu mengumpulkan dana pernikahan.

4. Mulai mengumpulkan dana darurat

Selain menabung, kamu juga perlu mulai mengumpulkan dana darurat dari penghasilan rutin. Tidak perlu dengan nilai besar, yang utama ialah kamu rutin kamu mengalokasikannya setiap bulan. 

Misalnya cukup Rp200 ribu per bulan. Dalam satu tahun sudah terkumpul Rp1,2 juta. Seperti namanya, dana darurat untuk keperluan darurat yang tidak diantisipasi sebelumnya. Misalnya membantu keluarga yang sakit dan sejenisnya.

5. Memperbarui kebutuhan asuransi

Setiap tahun kamu perlu melihat kebutuhan asuransi yang harus kamu miliki. Jika saat ini kamu hanya memiliki asuransi pensiun yang dibayar bersama kantor, mungkin sudah saatnya memiliki asuransi lainnya. 

Misalnya asuransi perlindungan mendasar ialah asuransi jiwa. Asuransi ini untuk memproteksi ahli waris, seperti anak dan istri, jika sewaktu-waktu kamu, sebagai pencari nafkah, meninggal dunia atau mengalami kecelakaan. Pada intinya, kamu selalu memperbarui kebutuhan asuransi untuk dirimu atau orang terdekatmu.

6. Menyiapkan tabungan pendidikan anak

Sebagian generasi milenial di usia 20-an tahun umumnya sudah menikah. Sudah sepantasnya mereka mulai menyiapkan tabungan pendidikan untuk anak. 

Apalagi jika kamu baru saja dianugerahi anak, tidak ada kata terlambat untuk menyiapkan tabungan pendidikan untuk si kecil. Semakin cepat kamu menyiapkan, akan semakin baik. Jika anakmu masih kecil, keuntungannya, kamu tidak perlu mengalokasi dana pendidikan dengan jumlah yang besar.

Menginjak usia 30 tahun, kamu sudah memastikan bidang yang akan kamu tempuh sebagai karirmu. Di samping itu, kamu perlu meluangkan sedikit waktu untuk memperkuat jaringan dan reputasi karirmu. 

Dari situ kamu dengan sendirinya mendapatkan side income. Misalnya side income sebagai pembicara, pengajar atau penulis. Atau kamu mulai mengerjakan hobi yang bisa mendatangkan side income. Saat di usia 40 atau 50 tahun, boleh jadi, side income ini akan semakin besar sehingga menjadi penghasilan utama kamu. Enak ya?

8. Berhenti merokok dan minuman beralkohol

Menginjak usia 20 atau 30 tahun, kamu perlu memikirkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Di samping untuk menjaga kesehatan saat ini, menghentikan dua kebiasaan ini juga untuk kesehatan dalam jangka panjang.

Banyak asuransi yang mensyaratkan kamu tidak mengkonsumsi rokok. Jika tidak, premi kesehatanmu akan mahal. Atau paling buruk, klaim asuransimu akan ditolak. Dari sisi finansial, menghentikan dua kebiasaan ini memberikan keuntungan yang besar.

9. Selalu mengevaluasi keuangan

Setiap tahun kamu perlu mengevaluasi dan menghitung kondisi keuanganmu. Berapa banyak aset (tabungan, investasi, mobil, properti, dan aset lainnya) yang kamu miliki? Berapa banyak utang yang kamu miliki? Jika hasilnya asetmu masih lebih banyak dari utangmu, itu pertanda keuanganmu positif. 

Sebaliknya, jika utangmu lebih banyak, itu tanda kamu harus membuat strategi keuangan khusus dengan cara mengurangi utang atau menambah penghasilan agar keuanganmu kembali positif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya