- REUTERS/Garry Lotulung
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo menginginkan agar dana haji bisa di investasikan pada program pembangunan dalam rangka mempercepat penyediaan infrastruktur. Saat ini, total dana haji yang tersedia di Indonesia mencapai Rp90,6 triliun.
Lantas, apa keuntungan menginvestasikan dana haji untuk pembangunan infrastruktur?
“Kalau proyek infrastruktur itu, pengembalian (return) itu lebih baik daripada yang didapatkan saat ini,” kata Kepala Operasional Pembiayaan Investasi non Anggaran Pemerintah Prasetyo Singgih, di Jakarta, Senin 31 Juli 2017.
Dengan return yang relatif lebih tinggi, maka dana haji bisa semakin bertambah, sehingga ujung-ujungnya bisa meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji. Apalagi, Prasetyo menambahkan, kebutuhan pembangunan infrastruktur masih cukup besar saat ini.
Prasetyo pun menepis stigma yang menyatakan bahwa dana haji akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Menurutnya, dana tersebut bukan untuk digunakan, melainkan di investasikan ke proyek infrastruktur yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.
“Tentu akhirnya, dana haji akan semakin berkembang. Saya rasa ini jadi win-win,” tuturnya.
Deputi Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Himawan Hariyoga menilai, skema pembiayaan melalui non kas keuangan negara memang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur. Melalui berbagai skema yang ditawarkan pemerintah, diharapkan hal ini meningkatkan investasi dalam negeri.
“Jadi apa pun itu non APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), sedang di susun skema operasionalnya oleh Bappenas dan itu sangat menarik. Terutama bagi investor yang tidak mau susah-susah mulai dari pembebasan lahan, ngurus izin, dan lainnya,” katanya.
