Menko Darmin Mengaku Ekonomi RI Tumbuh Tak Sesuai Harapan

Sepinya suasana di Pusat Perbelanjaan Glodok, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menolak stigma yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2017 stagnan. Meski demikian, pemerintah pun tak membantah, bahwa capaian tersebut masih di bawah ekspektasi.

Harga BBM Non-subsidi Pertamina Tidak Naik, Erick Thohir: Demi Jaga Stabilitas Ekonomi

"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi kita tidak jelek, walaupun tidak sebagus yang diharapkan," kata Darmin, Jakarta, Selasa 8 Agustus 2017.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II hanya tumbuh sebesar 5,01 persen. Jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama tahun lalu, geliat ekonomi pada kuartal II-2017 stagnan, karena pada tahun lalu realisasi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,18 persen.

Pertumbuhan Ekonomi AS Beri Tekanan ke Ekonomi Global, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Secara garis besar, mantan Gubernur Bank Indonesia itu memandang sumbangsih sejumlah indikator perekonomian pada kuartal II masih relatif seimbang. Misalnya, dari sisi pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh, mengkompensasi pertumbuhan ekspor dan impor yang cenderung menurun. 

Selain itu, dari sisi konsumsi rumah tangga yang meskipun melambat, namun pada kuartal kedua tetap tumbuh di angka 4,95 persen. Darmin menegaskan, perlambatan konsumsi pada kuartal kali ini sama sekali tidak menunjukan adanya pelepasan daya beli masyarakat.

ESDM: Tarif Listrik Juli sampai September 2023 Tidak Naik

"Jangan melihat terjadi pelemahan, karena siapa yang mau belanja? Masyarakat kita, kalau Lebaran, menahan uang dulu karena mau pulang kampung. Jadi tidak mengkonfirmasi pelemahan," katanya.

Pemerintah, ditegaskan Darmin, akan tetap mengandalkan investasi dan konsumsi untuk menggenjot perekonomian tahun ini. Dalam waktu dekat, pemerintah pun akan kembali menerbitkan paket kebijakan jilid 16, yang nantinya fokus pada persoalan investasi.

"Investasi kami akan dorong di atas 5,8 persen. Kami siapkan paket kebijakan jilid 16. Itu paket besar yang menyangkut kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, konsumsi, dan investasi. Kami akan launching minggu depan," ujarnya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya