Jabat Menteri ESDM, Jonan Sudah Revisi 50 Aturan

Sosialisasi peraturan MEnteri ESDM.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo telah menegur Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, terkait Peraturan Menteri, atau Permen yang dinilai menghambat investasi. Jonan pun diminta hati-hati dalam menerbitkan Permen yang baru.

Reaktivasi Pabrik PIM-1 Bakal Tingkatkan Produksi Pupuk Indonesia

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng bersama jajarannya, saat ini kembali mensosialisasikan revisi aturan dari Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2017, Permen ESDM Nomor 11 tahun 2017, dan Permen 12 Tahun 2017. Revisi aturan itu tertuang dalam Permen 45, 49 dan 50 tahun 2017.

Menurut Sommeng, revisi aturan merupakan hal yang wajar, dalam sebuah negara yang demokratis manakala masyarakat saat ini memiliki kebebasan untuk berpendapat.

Harga Komoditas Dunia Meroket, Kargo Batu Bara Terdongkrak Naik

"Mungkin agak berbeda, dulu teman kita di birokrasi sebelum era reformasi, revisi itu hal yang tabu. Tetapi, sekarang hal yang wajar. Karena masukan dari masyarakat dan stakeholder perlu didengar," kata Sommeng, saat sosialisasi aturan dalam Coffe Morning bersama stakeholder di kantornya, Kamis 10 Agustus 2017.

Ia mengakui, dalam perjalanan Kementerian ESDM semasa dipimpin oleh Ignasius Jonan, perubahan ketentuan sudah cukup banyak. Kurang lebih, yang dikeluarkan sudah mencapai 50 aturan.

Konflik Rusia ke Ukraina Dongkrak Harga Minyak RI

"Eranya pak Jonan sudah mendekati 50. Ya, memang harus dilakukan. Bahwa di dalam sektor energi ini, memang sekarang ini, terutama di ketenagalistrikan, itu sudah vital. Jadi, suatu hal yang tidak bisa tergantikan," kata dia. 

Ia mengatakan, sektor energi dan kelistrikan, dikenal memiliki nilai 4 A, yakni availability, atau keterjangkauan, accesibility, atau akses yang mudah, affordability, atau keterjangkauan dan acceptability, atau dapat diterima oleh masyarakat.

"Tapi kita juga harus hati-hati, bahwa RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) 2025 ada portofolio energi kita yang mengamanatkan sekian persen untuk batu bara, gas dan sebagainya. Balancing antar portofolio itu harus bagus. Jangan disatu sisi kayak ABG, terlalu cinta. Misalnya cinta sekali sama EBT, terus melupakan bidang migas," ujar dia.

"Hati-hati. Karena dalam portfolio energi kita, 50 persen masih batu bara. Kalau itu dibenci sampai tidak ada pertumbuhan, apa iya yang lain juga bisa tumbuh?" tutur dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya