Bos BEI Ungkap Laba Freeport Tak Sebesar yang Dibayangkan

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio.
Sumber :

VIVA.co.id – PT Freeport Indonesia telah menyepakati pelepasan saham atau divestasi sebesar 51 persen kepada Pemerintah. Namun, kini banyak publik yang bertanya-tanya, siapa yang mampu untuk mengambil saham tersebut, dengan harga yang mencapai US$8 miliar atau setara dengan Rp100 triliun?

Rampung Juni 2024, Menteri ESDM: Divestasi Saham Freeport Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, mengharapkan divestasi tersebut bisa dicatatkan di pasar modal. Sehingga saham itu bisa betul-betul menjadi saham masyarakat Indonesia.

Meski begitu, Ia mengatakan, laba perusahaan tambang asal paman sam itu ternyata tidak sebesar dari yang selama ini digembor-gemborkan.

Klarifikasi KLHK soal Tailing dan Izin Penggunaan Kawasan Freeport

"Profitnya Freeport itu hanya 25 persen dari BRI. Jadi besar, tapi enggak menjadi yang terbesar di Indonesia kok. BRI, Telkom, BCA jauh lebih besar dari itu. Cuma, cuap-cuap politknya kan kencang, jadi ramai," kata Tito di kantornya, Kamis 31 Agustus 2017.

Tito pun mengklaim memiliki cara tersendiri untuk memproteksi agar asing tak boleh membeli saham tersebut. Pembatasan itu bisa dilakukan berkoordinasi dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 

Kubu Jokowi Melawan Usulan Hak Angket Freeport

"Tinggal bilang aja ke KSEI. asing enggak boleh beli. Kan pembeli asing, pembeli lokal, ada catatannya. tinggal dilindungi," ujarnya.

Selain itu, dia menambahkan, Freeport ketika menjadi perusahaan terbuka, akan menjadi transparan dan melaporkan neraca keuangannya dengan baik.

"Kalau nanti dua tahun lagi asing beli, ya enggak apa-apa, kita rakyat untung. Awal-awal dengan harga yang bagus, dan mestinya harganya bagus. Itu adalah gain," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya