Bekraf Ajak Industri Asuransi Jual Produk Basis Digital

Digitalisasi industri asuransi.
Sumber :
  • Dok. FWD LIfe

VIVA.co.id – Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mendorong pelaku industri asuransi jiwa memanfaatkan momentum perkembangan inovasi teknologi digital. Langkah ini diharapkan bisa mempermudah generasi muda mengakses informasi produk asuransi.

OJK Cabut Izin Usaha Asuransi WanaArtha Life

Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf, Poppy Savitri, mengatakan, pemerintah saat ini tengah mendorong pelaku industri di Indonesia untuk melakukan kegiatan yang berinovasi di bidang digitalisasi.

Menurut dia, digitalisasi saat ini banyak digandrungi oleh generasi muda masa kini, yang lahir dan besar di era perkembangan teknologi digital. Upaya ini harus dimanfaatkan guna mengembangkan kreativitas yang bermanfaat bagi masyarakat lebih luas.

OJK: Pertumbuhan Industri Asuransi 2023 Perlu Didukung Relaksasi

“Bekraf banyak mendorong pengembangan kreativitas berbasis digital bagi generasi muda agar ciptakan suatu kreativitas yang memudahkan kehidupan masyarakat,” ujar Poppy dalam keterangannya, Kamis 7 September 2017.

Ia mengungkapkan, gaya hidup masyarakat yang terbiasa melakukan aktivitas melalui smartphone terbukti memberikan banyak manfaat mulai dari efisiensi waktu sampai dengan peningkatan berbagai peluang bisnis di berbagai sektor. 

Industri Asuransi Optimistis Resesi Global 2023 Bakal Ciptakan Peluang Jangka Panjang

Untuk itu, peluang industri asuransi juga bisa dimanfaatkan dari kebiasaan tersebut seperti menyederhanakan proses pembelian asuransi yang dinilai berbelit-belit dan rumit. 

Proses ini, lanjut Poppy, bisa mendorong banyaknya inovasi para pelaku industri asuransi dan mampu mengubah pandangan masyarakat tentang asuransi dan juga meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk memiliki asuransi.

Sejalan dengan fokus Bekraf, FWD Life yang berkolaborasi dengan Founder Institute ikut mendukung upaya digitalisasi pada industri asuransi.

Wakil Direktur Utama FWD Life, Rudi Kamdani, menjelaskan, sebagai pelopor asuransi jiwa berbasis digital di Indonesia, FWD Life memiliki tanggung jawab untuk ambil bagian dalam meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia khususnya dengan pemanfaatan inovasi digital. 

Hal ini, menurut Rudi menjadi perhatian khusus bagi FWD Life terlebih data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per kuartal I-2017 menunjukkan, penetrasi asuransi di Indonesia baru berkisar 2,7 persen.

Artinya, penetrasi tersebut masih lebih rendah dibandingkan beberapa negara di wilayah Asia seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang sudah berada di level 5 persen.

“Kami yakin inovasi digital teknologi yang hadir dapat mengakselerasi penetrasi asuransi jiwa di Indonesia, apalagi saat ini terjadi pergeseran gaya hidup generasi muda yang melek teknologi,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya