Pemerintah Ingin Rupiah Tak Terlalu Kuat, Ini Penjelasannya

Menko Perekonomian Darmin Nasution di Istana Negara, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan tak terlalu menginginkan nilai tukar rupiah terlalu perkasa terhadap dolar Amerika Serikat. Nilai tukar yang terlalu menguat, tentu akan berpengaruh pada aktivitas perdagangan domestik.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

“Nilai tukar malah sekarang ini agak sedikit menguat. Kami sebetulnya tidak ingin terlalu kuat. Dia sudah mulai bergerak Rp13.200 per dolar AS,” kata Darmin, Jakarta, Rabu 13 September 2017.

Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, rupiah pada hari ini berada di level Rp13.209 per dolar AS, terdepresiasi Rp23 dibandingkan posisi kemarin, Selasa 12 September 2017 yakni Rp13.186 per dolar Paman Sam.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Meskipun mata uang Garuda kembali melemah, namun posisi tersebut jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menegaskan bahwa nilai tukar rupiah tahun lalu sempat berada di rentang Rp13.350-Rp13.400 per dolar AS.

“Tahun lalu itu di tahun berjalan di angka Rp13.350-Rp13.400,” kata Darmin.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Sebagai informasi, BI memperkirakan pegerakan mata uang Garuda terhadap dolar AS hingga akhir tahun berada di kisaran Rp13.420. Meskipun level rupiah saat ini sudah bergerak di kisaran Rp13.200, namun bank sentral menegaskan bahwa masih ada peluang bagi rupiah untuk terus melanjutkan penguatan. (one)

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024