- VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut, angka tujuh persen merupakan level yang ideal bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski demikian, realisasi pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang hanya mencapai lima persen pun bukanlah hal buruk.
“Mestinya tujuh, tapi belum bisa. Tidak berarti lima itu jelek. Tidak. Cuma tidak cukup bagus untuk memenuhi orang menjadi puas,” kata Darmin, di Jakarta, Rabu 13 September 2017.
Pada kuartal ketiga tahun ini, pemerintah akan tetap berupaya untuk meningkatkan sejumlah indikator perekonomian nasional. Terutama, dari sisi investasi, peningkatan daya beli masyarakat, serta konsumsi pemerintah yang berasal dari gelontoran belanja negara.
“Jangan lupa juga kuartal ketiga musimnya tidak jelek, sehingga pangan tidak jelek walaupun ada risiko hama. Musim panas di negara maju juga memberikan kesempatan ekspor kebutuhan sehari-hari. Musim panas ada dampak positif,” katanya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menilai, meskipun realisasi penerimaan pajak hingga pertengahan tahun tidak sesuai yang diharapkan, namun langkah reformasi perpajakan yang saat ini dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bisa menjadi harapan.
Meningkatkan penerimaan pajak pun diharapkan mampu memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap aktivitas perekonomian nasional. Apalagi, sejumlah indikator perekonomian seperti ekspor dan investasi diperkirakan akan tumbuh pada semester kedua tahun ini.
“Ekonomi itu tidak selalu memerlukan hal besar. Yang penting ekspor baik, investasi baik, konsumsi tetap. Sebenarnya tinggal anggaran saja. Kalau pertumbuhan lebih baik, ya bisa,” katanya.