Rp39 Triliun Hilang dari Macet Jakarta

Kemacetan di tol Jakarta-Cikampek.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dani

VIVA.co.id – Masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi rata-rata setiap harinya menghabiskan waktu 3,5 jam akibat kemacetan. Bahkan, data Bank Dunia, menyebut akibat kemacetan nilai ekonomi hilang Rp39,9 triliun per tahun.

Puncak Arus Balik Lebaran di Sumut Berlangsung Selama 3 Hari

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur, Erwin Aksa mengatakan bila dari waktu kemacetan tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif maka pendapatan ekonomi bisa meningkat.

"Apabila digunakan untuk melakukan kegiatan produktif dalam setahun bisa mendatangkan pendapatan bagi kota hingga US$3 miliar atau Rp39,9 triliun," ujar Erwin di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa, 12 September 2017.

Arus balik di Padalarang Diprediksi sampai 15 April Kuantitas Lebih Besar dibanding Arus Mudik

Menurut Erwin, penyebab kemacetan yang terjadi di Jabodetabek lantaran akibat sarana dan prasarana yang kurang memadai, ditambah lagi proyek pembangunan infrastruktur transportasi.

Seperti halnya, pembangunan Light Rapid Transit (LRT) di samping tol Jakarta-Cikampek. Kemudian, pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

Polisi Pastikan Tak Ada Kemacetan di Aceh Meskipun Lokasi Wisata Penuh

"Jika tidak dijalankan, maka Jabodetabek tidak akan memiliki fasilitas transportasi publik yang layak. Tapi memang dalam proses pembangunannya ternyata berpengaruh pada aktivitas ekonomi," ujarnya.

Persoalan lain, panjangnya rel kereta api KRL Jabodetabek yang kurang, moda transportasi terkait yang sulit pemebebasan lahan, masih banyak perlintasan sebidang, serta belum adanya lahan parkir kendaraan yang memadai membuat penumpang sulit beralih menggunakan transportasi massal.

"Seiring perkembanganya, sistem transportasi telah berperan sebagai fasilitas bagi sistem produksi dan investasi yang memberikan dampak positif bagi kondisi ekonomi," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya